Sementara itu, untuk regional Sulmapana, PLN mempersiapkan 722 genset, UPS dan UGB sebagai backup pasokan listrik. Untuk mengantisipasi gangguan, telah disiapkan 1.446 kendaraan untuk kelancaran penanganan gangguan yang mungkin muncul pada periode siaga. Di Jawa-Bali, PLN menyiapkan 761 unit genset, UPS, dan UGB serta 1.838 kendaraan siap mengamankan pasokan listrik selama Natal dan Tahun Baru 2022.
Baca Juga:
Arsjad Rasjid dan Anindya Bersatu, Kadin Siap Gelar Munas Usai Pelantikan Presiden
“Tak hanya itu, PLN juga mendirikan 2.702 posko yang siap memberikan pelayanan prima kepada pelanggan di Tanah Air,” terang Darmawan.
Selain itu, sebagai backup plan, PLN juga memastikan operasional PLTA Saguling berjalan optimal. Ia mengatakan, PLTA Saguling memegang peranan penting dalam sistem kelistrikan Jawa-Bali. Apalagi PLTA Saguling ini merupakan pembangkit nol emisi dan sudah beroperasi lebih dari 35 tahun.
“PLTA ini menopang sistem kelistrikan Jawa-Bali dengan kemampuan penstabil frekuensi sistem dan sebagai penopang jika terjadi blackout atau pemadaman listrik. Pembangkit ini menjadi salah satu pembangkit yang dapat dioperasikan sebagai black start,” ujar Darmawan.
Baca Juga:
Kata Djarot PDIP Soal Jokowi Reshuffle Diakhir Jabatan
Direktur Utama PT Indonesia Power, Ahsin Sidqi menjelaskan PLTA Saguling tidak hanya menjadi backbone pasokan, tetapi dengan kemampuannya PLTA ini mampu menjadi black start. Sebab, kemampuan durasi start yang cepat dengan hanya butuh waktu 15 menit untuk sinkron ke jaringan.
Pembangkit dengan kapasitas sebesar 700,72 Mega Watt (MW) ini berkontribusi 2,7 persen dari sistem Jawa-Bali yang memiliki total kapasitas 27.700 MW. Pembangkit ini juga sebagai penstabil frekuensi sistem jika terjadi perubahan frekuensi akibat adanya gangguan di jaringan.
“Selain andal, PLTA Saguling ini juga merupakan pembangkit EBT dengan biaya produksi yang rendah,” ujar Ahsin.