Pihaknya juga sepakat ada peluang investasi yang dapat dihadirkan lewat kerja sama peningkatan kapasitas produksi pengolahan sampah ini. Dengan kapasitas 2×50 megawatt (MW), PLTU Bengkayang membutuhkan 50 hingga 250 ton pelet BBJP per hari. Ini menjadi peluang bagi fasilitas pengolahan sampah untuk terus berkembang.
“Besarnya kebutuhan bahan bakar yang berasal dari BBJP di PLTU Bengkayang menjadi peluang untuk dapat meningkatkan kapasitas produksi fasilitas pengolahan sampah menjadi di TPA Wonosari,” imbuh Salam.
Baca Juga:
Era Energi Terbarukan, ALPERKLINAS: Transisi Energi Harus Didukung Semua Pihak
Salam menambahkan bahwa program co-firing PLTU yang dijalankan merupakan bagian dari upaya akselerasi pengurangan emisi karbon demi mencapai NZE pada 2060.
Upaya ini juga wujud komitmen perseroan terhadap prinsip Environmental, Social and Governance (ESG) dalam menciptakan pembangunan ekonomi yang berkelanjutan.
Dalam program penurunan emisi, PLN melibatkan juga Pemerintah Daerah dan masyarakat lokal. Sehingga tercipta shared value yang akan bermanfaat bagi perekonomian daerah. [tum]