Konsumenlistrik.com | Pemerintah tengah mengakselerasi strategi dalam menuju Net Zero Emission pada tahun 2060 atau lebih cepat.
Salah satunya dengan mengoptimalkan program konversi motor Bahan Bakar Minyak (BBM) ke listrik yang ditargetkan sebanyak 1.000 unit di tahun 2022.
Baca Juga:
Pacu Kreativitas Mahasiswa Indonesia, PLN Gelar Kompetisi Membangun Gokart Listrik
"Tadi pagi saya tanda tangan MoU dengan Deputi Bidang Usaha Kecil Menegah di Kementerian Koperasi dan UMK," kata Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE) Dadan Kusdiana pada acara Youth Movement for G20 Energy Transition di Jakarta, Selasa (8/2/2022).
Kementerian ESDM sendiri akan memfasilitasi masyarakat yang ingin mengubah mesin kendaraan motor konvensional mereka menjadi motor listrik. Apalagi Badan Penelitian dan Balitbang Kementerian ESDM saat ini sudah memiliki blueprint soal konversi motor berbahan bakar fosil menjadi motor listrik. "Kalau tertarik bisa saya fasilitasi bagaimana mengonversi motor fosil ke listrik, kebetulan di Balitbang (ESDM) punya blueprint," jelas Dadan.
Untuk membangun ekosistem konversi motor listrik, terdapat dua hal yang menjadi sorotan pemerintah. "Kita ingin membangun bengkel dan industri kompenen. Dua yang menurut saya bisa menjadi salah satu startup energi," kata Dadan.
Baca Juga:
Presiden Jokowi Ungkap Alasan Beri Subsidi Konversi Motor Listrik Besar-besaran
Bila program ini dijalankan dengan baik akan menekan emisi dan biaya energi. "Saya sudah hitung kira-kira biaya energinya itu hanya sepersepuluh dari biaya sekarang. Misalnya kita mengeluarkan uang untuk veli BBM Rp10 ribu, nanti bisa Rp1000 saja," rinci Dadan.
Dadan menyebutkan, masyarakat bisa merogoh kocek Rp10 juta per unit untuk mengonversi menjadi motor listrik. "Biaya yang dibutuhkan untuk sepeda motor sekitar Rp10 juta. Kenapa malah Rp10 juta? Karena harga motor yang speknya Rp20 jutaan, bukan sepeda listrik seperti yang dipakai di komplek," ungkapnya.
Libatkan UMKM