Konsumenlistrik.WahanaNews.co - PT PLN (Persero) memanfaatkan limbah produksi jagung menjadi bahan co-firing biomassa di pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) Punagaya.
Pemanfaatan limbah ini dilakukan melalui subholding PLN Nusantara Power (NP) menggandeng Pemerintah Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan.
Baca Juga:
PLN UP3 Sumedang Melalui YBM Serahkan 50 Paket Makanan Bergizi Untuk Anak Stunting di Kecamatan Cisitu
Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan pemanfaatan limbah jagung untung co-firing. PLTU batu bara menjadi salah langkah PLN untuk meningkatkan bauran energi terbarukan sekaligus untuk mencapai net zero emission (NZE).
Adapun co-firing merupakan teknik substitusi dalam pembakaran PLTU, dengan mengganti sebagian batu bara dengan bahan lain, sehingga dapat menekan emisi gas buang.
"Menerapkan co-firing biomassa menjadi salah satu solusi cepat dalam mengurangi emisi karbon dan peningkatan bauran energi baru terbarukan karena tidak perlu membangun pembangkit baru,” kata Darmawan melalui keterangan tertulisnya, dikutip Minggu (16/6/2024).
Baca Juga:
Tarif Listrik Triwulan IV Tidak Naik, PLN Jaga Pelayanan Listrik Tetap Andal
Menurut Darmawan, co-firing juga mendorong ekonomi kerakyatan melalui keterlibatan langsung masyarakat dalam pengembangan biomassa.
Selanjutnya, Direktur Utama PLN Nusantara Power Ruly Firmansyah mengatakan telah menyelesaikan uji coba co-firing bonggol jagung di dua lokasi, yaitu PLTU Punagaya dan PLTU Tanjung Awar-Awar, Tuban.
Ia mencatat, total kebutuhan biomassa bahan co-firing PLTU Punagaya mencapai 100 ribu ton per tahun dengan potensi penurunan emisi mencapai sekitar 169 ton CO2.