Selanjutnya, terdapat penambahan pembangkit listrik dari sumber berbasis EBT. "Kami tengah memiliki tambahan 21 Giga Watt (GW) pembangkit listrik energi terbarukan tambahan di tahun 2030. Dari target ini, kami sudah memiliki listrik 11,1 GW," ungkap Rida.
Selain itu, Indonesia juga menerapkan kebijakan konversi pembangkit listrik berbahan bakar solar menjadi pembangkit EBT, seperti PLT Surya Fotovoltaik yang akan memproduksi sekitar 1 GW energi yang lebih bersih.
Baca Juga:
Tarif Listrik Tidak Naik, PLN Pastikan Pasokan Andal Dukung Pertumbuhan Ekonomi Nasional
Ada juga meningkatkan konektivitas jaringan untuk memobilisasi sumber EBT ke pusat-pusat permintaan (demand centers) dan mempercepat elektrifikasi melalui program instalasi akses listrik baru. "Kami sudah melistriki lebih dari 192 ribu rumah tangga berpenghasilan rendah yang saat ini tidak memiliki akses langsung ke listrik," tegas Rida.
Melalui tebosoan kebijakan tersebut, Rida berharap menjadi langkah awal menuju masa depan energi Indonesia yang lebih berkelanjutan. "Saya berharap Indonesia dan negara-negara lain dapat belajar bersama dalam mencapai akses energi universal dan transisi energi yang bersih, adil, dan berkelanjutan," pungkas Rida. [tum]