Konsumenlistrik.WahanaNews.co - PT PLN Energi Primer Indonesia (EPI) komitmen tingkatkan kelincahan dalam pengembangan bisnis dan menghadapi tantangan kedepan, dengan mengintegrasikan seluruh manajemennya.
Direktur Utama (Dirut) PLN EPI, Iwan Agung Firstantara mengatakan, PLN EPI menghadapi tantangan kenaikan dalam penyediaan energi primer untuk memenuhi kebutuhan pembangkit listrik, dari 10 triliun transaksi menjadi 180 trilliun transaksi.
Baca Juga:
PLN Icon Plus Hadirkan ICONNEXT, Pameran Futuristik Terbesar di Indonesia
"Saat terbentuk dan beroperasinya PLN EPI yang baru lahir, yang ibarat bayi baru lahir kemudian disuruh berlari," kata Iwan, dikutip Sabtu (7/10/2023).
Menurut Iwan, PLN EPI terbentuk dari berbagai entitas group yang tergabung menjadi satu, yaitu divisi batubara PLN, divisi gas dan BBM PLN, dan bagian–bagian direktorat biomassa di bagian PLN maupun di anak–anak perusahaan.
Untuk menghadapi tantangan tersebut, PLN EPI telah merumuskan strategi salah satunya dengan mengintegrasikan manajemen yang sebelumnya terpisah lokasi. Penyatuan pegawai bisa meningkatkan kelincahan perusahaan dalam pengembangan bisnis, maka kedepan kinerja perusahaan akan lebih komperhensif.
Baca Juga:
PLN Icon Plus Hadirkan ICONNEXT, Pameran Futuristik Terbesar di Indonesia
"Kita terpisah jarak, tapi alhamdulillah kondisi tersebut tidak menjadi hambatan," tuturnya.
Sebelumnya, PLN EPI terpisah dalam empat lokasi, yaitu di kantor Warung Buncit, di Gedung Trapesium PLN, kemudian PLN EPI berkantor di Aditya Mansion, dan berkantor di Gedung PLN yang lainnya. Sehingga direktur hingga kepala divisi kerap terpisah.
Iwan juga berharap, kantor ini menjadi wadah untuk mempermudah koordinasi dan kolaborasi, hingga memberikan semangat baru bagi pegawai dan membawa kemajuan untuk bisnis perusahaan.
"Ini berarti dalam sekali dayung kita ingin membuat suatu peningkatan produktivitas dalam suasana bekerja yang menyenangkan," imbuhnya.
Adapun Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Terapung di Waduk Cirata, Purwakarta segera diresmikan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Rencananya, Kepala Negara akan meresmikan PLTS Cirata pada November 2023, bulan depan.
Hal ini diungkap Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM Dadan Kusdiana. Dia menyebut, saat ini pihaknya tengah meminta arahan dari RI 1 mengenai PLTS tersebut.
"Itu kan akan diresmikan oleh Presiden, sedang kita mintakan arahan Presiden untuk peresmian, mungkin di awal November," katanya.
Infromasi, PLTS Cirata memiliki kapasitas 192 megawatt peak (MWp). PLTS terapung terbesar di Asia Tenggara ini memuat lebih dari 340 ribu solar panel, PLTS ini mampu memproduksi 245 juta kWh energi bersih per tahun.
Sebelumnya, Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo juga meninjau langsung pembangunan PLTS dengan kapasitas 192 megawatt peak (MWp) ini pada Kamis kemarin. Ia memastikan kesiapan PLTS terapung Cirata untuk dapat dioperasikan.
"Saat ini kami sedang melakukan berbagai uji coba dan memastikan listrik dari PLTS ini bisa terdistribusi dengan baik. Kami optimis akhir Oktober 2023, sekaligus memperingati Hari Listrik Nasional, PLTS ini bisa diresmikan," ucap Darmawan.
Darmawan menjelaskan PLTS terapung Cirata merupakan hasil kolaborasi antara subholding PLN Nusantara Power dengan perusahaan energi asal Uni Emirat Arab (UEA), Masdar. Lewat kolaborasi, proyek ini mampu menyerap lebih dari 1.400 tenaga kerja lokal. Dengan menerapkan teknologi yang canggih, PLTS ini juga turut melahirkan kompetensi baru bagi PLN.
"Tadi saya bertemu dengan beberapa personel, lulusan universitas terbaik negeri ini. Saya tanya setahun yang lalu apakah mereka paham bagaimana membangun dan mengoperasikan PLTS terapung ini? They nothing know about this. Banyak sekali tantangan yang harus diselesaikan. Namun tantangan tersebut, berhasil kami petakan, dan kami cari jalan keluarnya. Tantangan tersebut ternyata membuat kami semakin kuat," tutur Darmawan.
Darmawan mengatakan, PLTS terapung ini terletak di atas Waduk Cirata, Bandung Barat, Jawa Barat. Terbentang di area seluas 200 hektar yang terbangun dalam 13 blok dengan lebih dari 340 ribu solar panel.
PLTS ini mampu memproduksi 245 juta kWh energi bersih per tahun dan mampu melistriki setara lebih dari 50 ribu rumah, serta akan menekan emisi karbon lebih dari 200 ribu ton per tahun.
Dengan nilai investasi mencapai Rp1,7 triliun, proyek ini mampu menghasilkan pengembalian investasi yang menarik, meningkatkan kepercayaan investor serta sekaligus menjawab tantangan energi bersih.
"Ini juga menjadi bukti bahwa PLN mampu menghadirkan skema kerja sama investasi yang menarik sehingga berhasil mendorong minat investor untuk mengembangkan proyek energi terbarukan di wilayah lain," tambah Darmawan.
[Redaktur: Mega Puspita]