Lebih lanjut Dewi menyampaikan kesiapan Indonesia untuk peningkatan kerja sama di bidang komoditas perkebunan termasuk dalam pemenuhan kebutuhan minyak nabati.
Dalam pertemuan itu, Dewi juga menyampaikan bahwa Indonesia siap berdiskusi untuk saling berbagi pengetahuan dan pengalaman untuk pengembangan pertanian dan perkebunan yang berkelanjutan.
Baca Juga:
Dukung Penggunaan Energi Ramah Lingkungan, PLN-KLHK Resmikan SPKLU dan Konvoi Motor Listrik
Nilai perdagangan RI-Sri Lanka hingga November 2021 tercatat sebesar 411 juta dolar AS. Nilai ekspor Indonesia ke Sri Lanka pada periode tersebut mencapai 364 juta dolar AS, dan nilai impor dari Sri Lanka mencapai 47,7 juta dolar AS.
Angka tersebut belum mencerminkan potensi sebenarnya dari potensi kerja sama perdagangan kedua negara yang dapat dikembangkan lagi.
"Untuk itu, menjadi penting untuk menindaklanjuti rencana perundingan preferential tariff agreement (perjanjian tarif istimewa) antara kedua negara," jelas Dewi.
Baca Juga:
Kuota Bantuan Semakin Menipis, Masyarakat Diminta Segera Membeli Motor Listrik
Hal lain yang juga mengemuka pada pembicaraan antara Dubes RI dan PM Sri Lanka adalah komitmen pemerintah kedua negara untuk memperkuat kerja sama bilateral terutama dengan memanfaatkan momentum peringatan 70 tahun hubungan diplomatik Indonesia dan Sri Lanka. [tum]