KonsumenListrik.WAHANANEWS.CO, Jakarta - Langkah industri energi surya Indonesia kembali mencetak sejarah di pasar global.
Panel surya karya anak bangsa berhasil menarik minat pasar Brasil dengan potensi transaksi senilai USD 42 juta atau setara Rp693 miliar.
Baca Juga:
MARTABAT Prabowo-Gibran Desak Pemerintah Pusat Percepat Pembangunan Kawasan Ekonomi Dunia Pelabuhan Kuala Tanjung
Respons positif ini tidak hanya membanggakan, tapi juga menuai apresiasi dari Aliansi Lembaga Perlindungan Konsumen Listrik Nasional (ALPERKLINAS).
Ketua Umum ALPERKLINAS, KRT Tohom Purba, menyampaikan penghargaan atas pencapaian tersebut.
Menurutnya, keberhasilan ini merupakan bukti bahwa Indonesia telah mampu bersaing dalam teknologi ramah lingkungan, sekaligus membuktikan kualitas produk lokal di kancah internasional.
Baca Juga:
Tempat Wisata Wajib Bebas Sampah, MARTABAT Prabowo-Gibran Apresiasi Pemerintah yang Fokus Bangun TPST di Destinasi Wisata
"Ini adalah simbol kepercayaan dunia terhadap produk Indonesia. Negara sebesar Brasil saja percaya, artinya kita punya daya saing yang tak bisa dianggap remeh," kata Tohom dalam pernyataannya di Jakarta, Jumat (13/6/2025).
Panel surya buatan PT Solar Karya Indonesia, yang akan digunakan untuk supermarket, pabrik, dan area publik di Brasil, menurut Tohom, mencerminkan kesiapan industri dalam negeri dalam mendukung transisi energi global.
Ia menambahkan, ekspor ini adalah contoh konkret bagaimana industri nasional tidak hanya bertahan di pasar domestik, tapi mulai memimpin di wilayah strategis seperti Amerika Latin.
“Apalagi kita tahu Brasil bukan pasar kecil. Ia adalah negara dengan orientasi energi terbarukan yang kuat, jadi kalau mereka membeli dalam jumlah besar, artinya kualitas kita benar-benar telah diuji,” ujarnya.
Lebih lanjut, Tohom mengapresiasi langkah Kementerian Perdagangan melalui Indonesian Trade Promotion Center (ITPC) di Sao Paulo yang memfasilitasi business matching antara pelaku usaha Indonesia dan Brasil.
Baginya, sinergi antara pemerintah, pelaku usaha, dan konsumen adalah fondasi dari pertumbuhan industri energi terbarukan yang berkelanjutan.
Tohom yang juga Mantan Ketua Gabpeknas (Gabungan Pengusaha Kontraktor Nasional) ini mengatakan bahwa keberhasilan ekspor panel surya bertumpu pada penguatan daya tawar geopolitik energi Indonesia di masa depan.
Menurutnya, keberhasilan ekspor produk energi seperti panel surya perlu ditindaklanjuti dengan kebijakan nasional yang mendorong pemanfaatan teknologi sejenis di dalam negeri.
“Jangan sampai produk kita malah lebih banyak digunakan di luar negeri, sementara masyarakat di pulau-pulau terpencil di Indonesia masih kesulitan listrik,” tegasnya.
Ia mendorong agar keberhasilan seperti ini menjadi momentum bagi percepatan elektrifikasi berbasis energi surya di daerah-daerah yang belum terjangkau jaringan PLN.
“Jika kita bisa menjual ke Brasil, seharusnya lebih mudah lagi menerapkannya di wilayah 3T (tertinggal, terdepan, terluar) kita sendiri. Pemerintah daerah harus lebih agresif menggandeng produsen lokal seperti SKI untuk program elektrifikasi,” ujar Tohom.
Sebelumnya, Kepala ITPC Sao Paulo, Donny Tamtama, mengungkapkan bahwa panel surya Indonesia mendapat sambutan positif di Brasil.
Produk dari PT Solar Karya Indonesia akan digunakan untuk fasilitas publik seperti supermarket, pabrik, dan ruang terbuka.
Mitra bisnis di Brasil, MRT Auditoria E Consultoria, bahkan berniat menjadi perwakilan resmi perusahaan Indonesia tersebut guna mempermudah akses ke pasar lokal.
Donny menambahkan bahwa permintaan terhadap energi terbarukan di Brasil sedang meningkat tajam. Banyak sektor industri dan layanan publik di negara itu mulai beralih ke energi surya untuk mengurangi biaya dan emisi karbon.
Selain panel surya, ITPC juga memfasilitasi penjajakan bisnis untuk suku cadang kendaraan bermotor Indonesia yang berpotensi menghasilkan transaksi sebesar Rp1,64 miliar.
“Brasil menunjukkan tren permintaan yang positif terhadap produk-produk dari Indonesia. Kegiatan penjajakan bisnis menjadi langkah strategis untuk memperkenalkan kapabilitas industri nasional dan memperluas peluang ekspor di kawasan Amerika Latin,” ujar Donny.
[Redaktur: Mega Puspita]