Konsumenlistrik.com | Sepuluh perusahaan telah mengajukan penawaran untuk proyek baterai listrik karena mereka akan mendapat insetif dari pemerintah.
Hal ini sebagai upaya untuk memotong biaya impor dan menyediakan baterai dengan harga bersaing.
Baca Juga:
Presiden Jokowi Ingin BUMN Kuasai Industri Baterai Listrik di RI
Melansir dari Bloomberg, Minggu (16/1) Reliance Industries, Hyundai Global Motors Co., dan Ola Electric Mobility Pvt. termasuk di antara 10 penawar yang mengajukan 181 miliar rupee atau setara US$2,4 miliar dalam program insentif tersebut.
Produsen mobil, Mahindra & Mahindra Ltd, Larsen & Toubro, dan produsen baterai Amara Raja dan Exide juga telah mengajukan penawaran tersebut. "Program investasi ini yang akan meningkatkan manufaktur dalam negeri dan investasi asing langsung di negara ini," kata kementerian industri berat India dalam keterangan resmi.
Tahun lalu, pemerintah merampungkan program insentif demi mengincar investasi swasta dalam memproduksi baterai listrik sekaligus membangun rantai pasokan domestik untuk transportasi bersih dan penyimpanan energi terbarukan.
Baca Juga:
Menteri ESDM Beberkan Jumlah Cadangan Nikel RI, Pengen Jadi Raja Baterai Mobil Listrik
India ingin membangun total 50 gigawatt jam (Gwh) dengan kapasitas penyimpanan baterai selama lima tahun, yang diharapkan akan menarik investasi langsung sekitar US$6 miliar.
Untuk memenuhi syarat untuk insentif, perusahaan harus menyiapkan setidaknya 5 Gwh kapasitas penyimpanan dan memenuhi muatan lokal dalam ukuran tertentu. Semuanya membutuhkan investasi minimum lebih dari US$850 juta.
Sepuluh perusahaan telah mengajukan penawaran dengan total sekitar 130 Gwh. India juga mendorong perusahaan global seperti Tesla Inc, Samsung, LG Energy, Northvolt dan Panasonic untuk berinvestasi.