konsumenlistrik.WAHANANEWS.CO, Jakarta - Langkah besar dalam dunia ketenagalistrikan Indonesia diambil oleh tiga serikat pekerja sektor ketenagalistrikan yang mengadakan pertemuan penting pada 15-16 Januari 2025.
SP PLN Persero, PP-IP, dan SP PJB berkumpul untuk merumuskan strategi terkait transisi energi yang adil dan berkeadilan.
Baca Juga:
PLN Gelar Relawan Bakti BUMN di Sumba Timur, Kolaborasi Kementerian dan Lintas BUMN Untuk Pengabdian Masyarakat
Pertemuan ini juga menjadi momen untuk menegaskan penolakan mereka terhadap privatisasi PLN dan sektor kelistrikan secara umum.
“Langkah ini menunjukkan komitmen kami untuk memastikan sektor ketenagalistrikan tetap berpihak pada rakyat dan pekerja, bukan menjadi komoditas pasar yang hanya menguntungkan segelintir pihak,” ujar Budi Setianto, salah satu pengurus DPP SP PLN.
Menanggapi pertemuan ini, Ketua Umum Aliansi Lembaga Perlindungan Konsumen Listrik Nasional (ALPERKLINAS), KRT Tohom Purba, memberikan apresiasi tinggi terhadap langkah serikat pekerja yang menyatukan pandangan dalam menjaga sektor ketenagalistrikan sebagai domain publik.
Baca Juga:
PT Perikanan Indonesia: Fokus Sinergikan Kapal Penangkap Ikan dan Pelabuhan di 2025
Tohom menegaskan, “Privatisasi sektor listrik adalah ancaman nyata bagi kedaulatan energi nasional. Listrik bukan barang dagangan, melainkan hak dasar yang harus dijaga oleh negara untuk kepentingan rakyat banyak.”
Menurut Tohom, ketahanan energi nasional sangat bergantung pada penguasaan negara terhadap sumber daya listrik, dan pembiaran privatisasi akan menimbulkan ketidakadilan, baik bagi pekerja maupun masyarakat luas.
Tohom juga menekankan pentingnya sektor ketenagalistrikan untuk terus berorientasi pada kepentingan publik.
"Ini adalah upaya yang tidak hanya menjaga kesejahteraan pekerja, tetapi juga kepentingan rakyat Indonesia, yang membutuhkan energi yang terjangkau dan berkelanjutan," tambahnya.
Di sisi lain, Tohom juga menyoroti pentingnya kebijakan pemerintah dalam mendukung transisi energi yang berkeadilan.
"Dengan meningkatnya porsi energi terbarukan, kita harus memastikan bahwa peralihan ini tidak merugikan sektor BUMN atau masyarakat. Kita tidak boleh membiarkan kebijakan ini hanya menguntungkan pihak-pihak swasta yang tidak peduli dengan kesejahteraan rakyat,” ujar Tohom, yang juga merupakan Direktur Lembaga Bantuan Hukum Wahana Konsumen Indonesia ini.
Selain itu, Tohom turut menekankan bahwa transisi energi harus dilakukan dengan hati-hati dan bijaksana, mengingat banyaknya tantangan yang dihadapi dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2021-2030.
Isu terkait pensiun dini Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) dan dominasi swasta dalam proyek energi terbarukan menjadi sorotan dalam pertemuan ini.
Tohom menambahkan, “Kita harus memastikan bahwa energi baru terbarukan (EBT) tetap menjadi milik rakyat, bukan komoditas mahal yang membebani masyarakat. Negara harus hadir untuk menjaga harga listrik tetap terjangkau dan memastikan ketahanan energi nasional.”
Sebagai bagian dari komitmennya untuk mengawal kebijakan transisi energi, serikat pekerja sektor ketenagalistrikan telah merumuskan sejumlah rekomendasi penting, termasuk penolakan terhadap privatisasi listrik dan penguatan advokasi kebijakan.
“Kebijakan transisi energi harus berpihak pada rakyat. Kami menolak privatisasi yang akan mengancam kedaulatan negara,” tegas Agus Wibawa, Ketua Umum SP PJB.
Ke depan, serikat pekerja juga akan terus memperkuat peran mereka dalam mendorong kebijakan yang berpihak pada masyarakat luas, dengan berfokus pada penyusunan kertas posisi dan kampanye Just Transition Jalur Publik sebagai alternatif penolakan terhadap privatisasi.
Melalui langkah ini, mereka berharap dapat menciptakan kebijakan yang lebih inklusif dan adil dalam menghadapi tantangan transisi energi di Indonesia.
Dengan demikian, pertemuan ini bukan hanya menjadi ajang untuk memperkuat tekad serikat pekerja dalam menentang privatisasi, tetapi juga menjadi langkah strategis dalam memastikan transisi energi yang lebih adil bagi seluruh rakyat Indonesia.
[Redaktur: Rinrin Kaltarina]