Komitmen PGE dalam pengembangan energi panas bumi dapat berkontribusi dalam mencapai target pembangunan berkelanjutan goals ke-7 (energi bersih dan terjangkau), goals 12 (konstruksi dan produksi yang bertanggung jawab), goals 13 (penanganan perubahan iklim), dan goals 15 (ekosistem darat) pada SDGs (Sustainable Development Goals).
Ruang Lingkup Kemitraan
Baca Juga:
Simak! Ini 4 Ide Bisnis Pertanian yang Menjanjikan Untuk Masa Depan
Ahmad lantas menyebut tiga area di mana kemitraan bisa dilakukan, yakni Co-generation, Co-production, dan Co-development. Pembangkitan bersama bisa dilakukan melalui optimalisasi uap air panas (Steam n Brines to green power) guna melahirkan listrik ramah lingkungan (green electricity).
Selain itu, ada empat bidang yang bisa dikerjakan bersama-sama (Co-production), yakni pemanfaatan CO2 untuk bahan bakar alternatif, ekstraksi nano material dengan pemanfaatan kandungan berharga di fluida panas bumi (rare earth element).
Kemudian, green hidrogen sebagai bahan bakar masa depan yang ramah lingkungan dan green metanol. Pengembangan bersama(Co-development) bisa dilakukan untuk membangun geo-eco tourism dan geo-agro industry.
Baca Juga:
5 Keuntungan Membangun Usaha di Usia Muda, Tertarik Mencoba?
"Pada prinsipnya, operasi PGE harus efisien, termasuk dalam memanfaatkan waste," tegas Ahmad.
Berdasarkan data ThinkGeoEnergy 2022, kapasitas terpasang pembangkit panas bumi di seluruh dunia mencapai 15.854 MW. Indonesia dengan kapasitas pembangkit sebesar 2.276 MW pada 2021 merupakan negara dengan kapasitas pembangkit terbesar kedua setelah Amerika Serikat sebesar 3.722 MW. Indonesia sudah melampaui Filipina sebesar 1.918 MW. [jat]