Minyak mentah berjangka AS naik 70 sen, atau 0,9 persen, menjadi 82,64 dolar AS per barel.
Sejumlah analis menyatakan kenaikan harga minyak dunia sendiri juga dikarenakan ancaman Presiden Rusia Vladimir Putin untuk menghentikan ekspor minyak dan gas Rusia jika batas harga diberlakukan oleh pembeli di Eropa.
Baca Juga:
Jokowi Pikir-pikir Beli Minyak Rusia, Lebih Banyak Untung atau Ruginya?
3. Uni Eropa tidak menampik adanya pembatasan harga minyak dari Rusia
Uni Eropa memang mengusulkan adanya pembatasan harga energi dari Rusia. Hal tersebut meningkatkan risiko suplai energi ke sejumlah negara di Uni Eropa.
Gazprom sendiri telah menghentikan aliran dari pipa Nord Stream 1 dengan tujuan untuk memotong sebagian besar pasokan energi ke Eropa.
Baca Juga:
Menteri ESDM: Harga BBM Pertalite Berpeluang Turun
Bereaksi terhadap melonjaknya harga energi, Perdana Menteri baru Inggris, Liz Truss, justru mengambil langkah untuk berusaha memanfaatkan lebih banyak cadangan minyak Inggris di Laut Utara.
Pemerintah Inggris diperkirakan akan mengumumkan lusinan izin eksplorasi minyak dan gas di Laut Utara dalam upaya untuk meningkatkan produksi dalam negeri.
Sementara itu, sejumlah bank sentral di seluruh dunia diperkirakan akan memulai babak baru kenaikan suku bunga untuk memerangi inflasi.