Pada kesempatan yang sama, Ketua Umum Ikatan Alumni ITB Gembong Primadjaja menjelaskan, transisi energi dan elektromobilitas adalah suatu keniscayaan yang tidak bisa lagi ditunda.
"Tidak hanya di sisi hulu yakni pembangkit listriknya, transisi dimulai dari sisi hilirnya yaitu transportasi," ucapnya.
Baca Juga:
Pacu Kreativitas Mahasiswa Indonesia, PLN Gelar Kompetisi Membangun Gokart Listrik
Dia menuturkan, adanya krisis keamanan global yang dipicu adanya konflik Rusia-Ukraina, telah menyebabkan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM).
Hal ini memicu sejumah negara seperti Jerman mempercepat transisi energi ke EBT.
"Saat ini energi bukan hanya terkait aspek ekonomi dan lingkungan, tetapi juga terkait pertahanan dan keamanan suatu negara," jelasnya.
Baca Juga:
Pacu Kreativitas Mahasiswa Indonesia, PLN Gelar Kompetisi Membangun Gokart Listrik
Ia menyebut, sejumlah negara maju telah menargetkan pada tahun 2030 semua kendaraan sudah berbasis Battery Electric Vehicle (BEV).
Untuk mempercepatnya, sejumlah insentif pun dikeluarkan pemerintah, seperti pemberian subsidi untuk pembelian BEV, zero road tax, zero registration tax for zero emission car, hingga pemberian diskon khusus perusahaan yang membeli BEV.
Dia mengatakan, Indonesia perlu melakukan upaya percepatan transisi energi ke EBT.