Energynews.id | Penggunaan kendaraan listrik secara massal merupakan salah satu upaya pemerintah untuk mendorong dan mempercepat transisi menuju penggunaan energi baru terbarukan (EBT) yang ramah lingkungan.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan, meski di tengah pandemi Covid-19, inovasi pengembangan transportasi listrik di dalam negeri harus terus dilakukan.
Baca Juga:
Pacu Kreativitas Mahasiswa Indonesia, PLN Gelar Kompetisi Membangun Gokart Listrik
Hal ini sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 55 Tahun 2019 tentang Percepatan Program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai untuk Transportasi Jalan.
"Kemarin di Kabupaten Bekasi, telah diluncurkan produksi mobil listrik pertama yang dirakit di Indonesia. Ini menunjukkan pemerintah concern terhadap pengembangan kendaraan listrik," ujarnya dalam keterangan resmi, Jumat (18/3/2022).
Menurut dia, Indonesia memiliki potensi dalam memproduksi kendaraan listrik yang harus dimanfaatkan telah diluncurkan produksi mobil listrik pertama yang dirakit di Indonesia.
Baca Juga:
Pacu Kreativitas Mahasiswa Indonesia, PLN Gelar Kompetisi Membangun Gokart Listrik
Salah satu kunci agar Indonesia dapat bersaing di persaingan industri kendaraan listrik global adalah dengan menciptakan ekosistem yang baik bagi pengembangan kendaraan listrik.
"Produk akhirnya tidak hanya berupa motor atau mobil listrik, tetapi juga komponen penting seperti suku cadangnya. Jadi industri ini akan terus dikembangkan," ucapnya.
Sejumlah upaya telah dilakukan pemerintah, dimulai dari regulasi yang mendukung, peningkatan riset dan inovasi kendaraan listrik, grand design pengembangan kendaraan listrik hingga hilirisasi di dunia industri.
Pada kesempatan yang sama, Ketua Umum Ikatan Alumni ITB Gembong Primadjaja menjelaskan, transisi energi dan elektromobilitas adalah suatu keniscayaan yang tidak bisa lagi ditunda.
"Tidak hanya di sisi hulu yakni pembangkit listriknya, transisi dimulai dari sisi hilirnya yaitu transportasi," ucapnya.
Dia menuturkan, adanya krisis keamanan global yang dipicu adanya konflik Rusia-Ukraina, telah menyebabkan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM).
Hal ini memicu sejumah negara seperti Jerman mempercepat transisi energi ke EBT.
"Saat ini energi bukan hanya terkait aspek ekonomi dan lingkungan, tetapi juga terkait pertahanan dan keamanan suatu negara," jelasnya.
Ia menyebut, sejumlah negara maju telah menargetkan pada tahun 2030 semua kendaraan sudah berbasis Battery Electric Vehicle (BEV).
Untuk mempercepatnya, sejumlah insentif pun dikeluarkan pemerintah, seperti pemberian subsidi untuk pembelian BEV, zero road tax, zero registration tax for zero emission car, hingga pemberian diskon khusus perusahaan yang membeli BEV.
Dia mengatakan, Indonesia perlu melakukan upaya percepatan transisi energi ke EBT.
"Dukungan penyediaan dari sisi pembangkitan yang disiapkan oleh PLN menjadi pendorong dan modal penting bagi percepatan tumbuhnya ekosistem elektromobilitas, karena nanti diharapkan sudah tidak ada kendala lagi di sisi supply listriknya," tutur dia. [jat]