“Produktivitas tanaman nyamplung sangat tinggi mencapai 20 ton per hektare/tahun dengan rendemen minyak bisa mencapai 60% dari berat biji kering,” katanya.
Nyamplung juga punya keunggulan karena minyak yang dihasilkan tidak bersaing untuk kebutuhan pangan seperti halnya pada minyak sawit.
Baca Juga:
Kasus Dugaan Korupsi, Kejagung Benarkan Geledah KLHK
Peneliti CIFOR Mi Hyun sol mengingatkan pentingnya menjaga dan merestorasi gambut karena memiliki peran penting dalam kehidupan, seperti sumber air, pangan, tempat berbagai keanekaragaman hayati, dan membantu mengendalikan perubahan iklim.
Peneliti CIFOR lainnya Himlal Barar mengatakan pentingnya untuk terus mempraktikan pengelolaan gambut secara lestari. Proyek ujicoba budidaya adaptif di lahan gambut yang saat ini dilakukan perlu untuk diperluas skala pelaksanaannya.
Sementara peneliti dari Sekretariat Asian Forest Cooperation Organization (AFoCO) Sung Ho Choi mengatakan kerja sama antara Negara pemilik hutan perlu terus diperkuat untuk perlindungan dan pengelolaan gambut. [jat]