“Sayangnya, jaringan listrik warisan masa lalu tidak didesain untuk mendukung pembangkit listrik terbarukan yang tersebar. Kita mulai melihat jaringan listrik berderit di bawah tekanan pasokan dan beban yang berfluktuasi karena kondisi cuaca yang tidak normal yang merupakan akibat perubahan iklim. Sementara permintaan listrik akan terus meningkat karena dunia semakin digital dan terjadi pergerakan secara masal dari penggunaan kendaraan dengan mesin pembakaran internal ke kendaraan listrik. Jaringan listrik cerdas (smart grid) yang terdesentralisasi, diperkuat oleh pembangkit listrik terbarukan yang terdesentralisasi, akan membawa kita menuju dunia dengan emisi nol-bersih,” ungkap Roberto Rossi.
Smart grid sangat penting untuk memastikan ketersediaan pasokan energi yang efisien, tangguh, dan andal untuk masa depan. Terlebih lagi, smart grid memungkinkan kita untuk memprediksi, mendeteksi, dan mencegah pemadaman sebelum terjadi.
Baca Juga:
Tujuh Tahun Terakhir, Rasio Elektrifikasi PLN NTT Naik 34 Persen
Teknologi seperti Advanced Distributed Management Solutions (ADMS) dan integrasi platform IT-OT secara proaktif mengidentifikasi gangguan yang dapat menyebabkan pemadaman listrik, menunjukkan lokasi gangguan jaringan, dan memiliki kemampuan memperbaiki sendiri menggunakan switching otomatis.
Selama 30 tahun ke depan, dunia akan menghasilkan listrik hingga 78.700 TWh, meningkat tiga kali lipat dari tahun 2018.
Jaringan mikro AC/DC hibrida dan canggih, teknologi baru, dan solusi pembiayaan inovatif semuanya akan berperan dalam memecahkan tantangan terbesar di masa ini, yaitu perubahan iklim, dengan menghadirkan energi yang bersih, andal, dan sustainable. Hal ini dimungkinkan melalui strategi kemitraan yang tepat.
Baca Juga:
Sambut HLN Ke-79, Donasi Insan PLN Terangi 3.725 Keluarga se-Indonesia
“Untuk mewujudkan masa depan net-zero lebih cepat, kemitraan di bidang energi harus diwujudkan untuk menciptakan inovasi berkelanjutan yang ramah lingkungan. Sistem kelistrikan yang terdesentralisasi merupakan kunci masa depan yang dapat mendukung upaya pemerintah dunia dalam transisi menuju carbon neutral pada 2060,” kata Roberto. [jat]