Bahkan, apresiasi setinggi-tingginya layak diberikan kepada komunitas petani tanaman pangan. Berkat pengabdian mereka, aspek ketahanan pangan Indonesia tetap terjaga dengan baik sepanjang durasi pandemi Covid-19.
Sebagaimana dilaporkan oleh Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo dan Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso, Indonesia tidak impor beras dalam empat tahun terakhir berkat meningkatnya produksi beras di dalam negeri .
Baca Juga:
Hary Tanoesoedibjo Tekankan Energi Penting dalam Membangkitkan Ekonomi Indonesia
Sayangnya, upaya menjaga stabilitas perekonomian nasional di tengah pandemi itu dirongrong oleh ulah segelintir orang yang memanipulasi peruntukan atau alokasi minyak goreng produksi dalam negeri.
Perilaku tak terpuji itu menyebabkan terjadinya kelangkaan dan lonjakan harga sejak awal 2022 hingga bulan April lalu.
Beruntung kasus kelangkaan minyak goreng itu tidak mereduksi proses pemulihan. Kendati masyarakat sangat kecewa dengan kasus itu, kekecewaan itu tidak menekan proses penguatan konsumsi rumah tangga.
Baca Juga:
Jamaluddin Jompa Ajak OJK Dorong Perbankan Investasi di Sektor Kelautan
Sebagaimana dilaporkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS), Senin (9/5), perekonomian Indonesia tumbuh 5,01 pada kuartal I 2022. Produk domestik bruto (PDB) atas dasar harga berlaku mencapai Rp 4.513 triliun dan berdasarkan harga konstan mencapai Rp 2.819 triliun.
Sangat menggembirakan karena BPS juga menggambarkan struktur pergerakan mesin-mesin pertumbuhan sudah kembali ke level sebelum pandemi Covid-19. Konsumsi rumah tangga, investasi dan ekspor menunjukan pertumbuhan yang solid. Industri pengolahan menjadi penggerak utama pertumbuhan dengan porsi 65,74 persen, karena mencatatkan pertumbuhan 5,71 persen
Selain itu, pemulihan bertahap pada aktivitas masyarakat menjadi faktor pendorong menguatnya konsumsi rumah tangga yang tumbuh 4,34 persen. Masih menurut BPS, Kinerja ekspor pada kuartal I 2022 meningkat. Nilai ekspor hingga Maret 2022 mencapai USD 66,14 miliar. Sedangkan, pertumbuhan investasi atau pembentukan modal tetap bruto (PMTB) tumbuh 4,06 persen.