Sedangkan, tiga milestone lainnya yang telah dicapai pada transisi energi adalah pembangunan pembangkit listrik tenaga gas (PLTG) Jawa-I dengan kapasitas 1.760 MW, dan peluncuran produk green energy berupa Generator Set (Genset( untuk Kendaraan Listrik di Formula E Jakarta (E-Prix 2022) yang digelar Juni lalu.
Ketiga adalah keberhasilan Pertamina dalam memproduksi Green Avtur J 2.4 dengan menggunakan kelapa sawit dan telah diujicobakan pada pesawat CN 235.
Baca Juga:
PLN Icon Plus Hadirkan ICONNEXT, Pameran Futuristik Terbesar di Indonesia
"Bioavtur merupakan bahan bakar pesawat berbasis kelapa sawit yang terbukti memberikan kinerja setara dengan bahan bakar penerbangan berbasis fosil namun dengan emisi karbon yang lebih rendah," tutur Heppy.
Di sektor kilang, Pertama terus mengembangkan Bio Refinery di Cilacap yang telah berhasil memproduksi Bioavtur dari Refined Bleached Deodorized Palm Oil (RBDPO) dengan kapasitas 2.500-3.000 barel per hari dan akan ditingkatkan menjadi 6.000 barrel per hari.
Dalam waktu dekat, Kilang Plaju juga akan menyusul dengan produksi BioAvtur dari Crude Palm Oil (CPO) dengan kapasitas lebih tinggi hingga 20.000 barel per hari.
Baca Juga:
PLN Icon Plus Hadirkan ICONNEXT, Pameran Futuristik Terbesar di Indonesia
"Dengan dukungan stakeholder, Pertamina komitmen akan terus menjadi pilar transisi energi di Indonesia sejalan dengan tren dunia," ujar Heppy.
Di usianya ke-65 tahun, Pertamina terus mengokohkan diri menjadi pilar transisi terus berkomitmen mengurangi produksi emisi dan secara konsisten mengembangkan beberapa proyek emisi rendah karbon. Di saat yang sama, Pertamina juga secara agresif melanjutkan pengembangan energi terbarukan sesuai roadmap transisi energi perusahaan.(jef)