"Dengan memanfaatkan sumber energi surya yang berlimpah ini, kita dapat mendukung transisi energi Indonesia guna menyumbangkan lebih banyak lagi energi hijau, serta mendorong transformasi industri sehingga tercipta lebih banyak peluang kerja dan SDM yang kompeten, guna mewujudkan manfaat yang sangat besar bagi bangsa Indonesia,” kata Andi Liu, CEO Huawei Digital Power Indonesia.
Sementara itu, Andriah Feby Misna, Direktur Aneka Energi Baru dan Energi Terbarukan, Kementerian ESDM Republik Indonesia, mengatakan, salah satu strategi yang telah diimplementasikan Indonesia guna mendorong pengembangan dan adopsi EBT secara masif, khususnya oleh khalayak luas, adalah melalui regulasi dan promosi yang mendukung pemasangan solar PV di atap bangunan.
Baca Juga:
Baidu dan Huawei Garap Masa Depan Otomotif: Navigasi, ADAS, dan Kokpit Pintar
"Sektor EBT yang terus bertumbuh pesat ini juga akan diuntungkan dengan kehadiran startup-startup baru yang dapat memprakarsai proyek-proyek EBT, membuka lapangan pekerjaan, dan meningkatkan laju inovasi."
Zainal Arifin, Executive Vice President of Engineering and Technology, PLN, menuturkan, rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) memproyeksikan penambahan kapasitas dari EBT akan mencapai 30,9 GW, yang sebagian besarnya akan dihasilkan oleh pembangkit EBT dengan total energy mix sebesar 24,8 persen pada tahun 2030.
Mengutip International Energy Agency (IEA), penghasil utama emisi karbon secara global adalah listrik, industri, dan transportasi. Sektor listrik dan transportasi masing-masing menyumbang 40 persen dan 21 persen dari total emisi karbon dunia, sementara sektor TIK mengkonsumsi 4 persen dari produksi listrik global.
Baca Juga:
Dukungan Digital: PLN dan Huawei Hadirkan Joint Innovation Center
Untuk mencapai target nol emisi karbon, produksi listrik rendah karbon dan konsumsi energi listrik adalah suatu keharusan.
Huawei Digital Power bekerjasama dengan jajaran mitranya untuk terus melakukan inovasi dalam produksi dan konsumsi energi guna mewujudkan hasil yang ramah lingkungan dan rendah karbon, di antaranya melalui Smart PV, digitalisasi energi, fasilitas daya situs, fasilitas pusat data, dan mPower.
Hingga saat ini, Huawei Digital Power telah membantu pelanggannya menghasilkan 443,5 miliar kWh energi hijau, menghemat 13,6 miliar kWh energi listrik, dan memangkas emisi karbon dioksida hingga 210 juta ton, atau setara dengan menanam 290 juta pohon. [jat]