Algoritma konsensus sendiri adalah mekanisme dalam sistem blockchain untuk menyetujui adanya tambahan data baru. Dalam hal ini adalah tanda terima digital yang akan dicatat di dalam blockchain tersebut.
Sementara proof of work adalah proses di mana para penambang bersaing satu sama lain untuk menjadi orang pertama yang dapat memvalidasi tanda terima digital di dalam blockchain.
Baca Juga:
Pupuk Kebersamaan, Danrem 042/Gapu Pimpin Olahraga Bersama Di Mayonif Raider 142/KJ
Untuk menjadi menjadi orang pertama yang memverifikasi, penambang harus memecahkan algoritma rumit.
Untuk memecahkan algoritma rumit itu diperlukan perangkat atau komputer yang mumpuni, karena pemrosesan data harus dilakukan dengan cepat.
Inilah yang membutuhkan banyak energi untuk melakukan validasi terhadap tanda terima digital NFT di sebuah blockchain.
Baca Juga:
Kerap Melanggar Jam Operasional dan Melebihi Jumlah Tonase, Aktivitas Angkutan Batubara Dihentikan Sementara
Ethereum membutuhkan sekitar 48 kWh untuk mencetak NFT menggunakan proses proof of work. Energi ini setara dengan kebutuhan daya rumah di Amerika Serikat (AS) selama 1,5 hari.
Analis memperkirakan dalam proses jual beli NFT di jaringan Ethereum, rata-rata mengonsumsi daya sekitar 75 KWh untuk satu transaksi transaksi secara keseluruhan.
Menurut NFTexplained, rata-rata rumah di semua negara bagian AS menghabiskan energi sekitar 30 kWh per hari.