“Harapan saya, Subholding Upstream dapat menjalankan semua inisiatif program penurunan emisi yang telah direncanakan, bahkan lebih agresif lagi untuk mencapai net zero emission. Hal ini memerlukan dukungan dari para stakeholder, khususnya terkait kebijakan dan regulasi yang tepat untuk menciptakan iklim investasi yang kondusif,” kata Taufik.
Pertamina sebenarnya sudah melakukan kolaborasi dalam upaya mengejar target penurunan emisi di kegiatan hulu migas misalnya di luar Pertamina Group saat ini adalah dengan konsumen gas, yaitu untuk memanfaatkan gas yang dihasilkan Subholding Upstream termasuk pemanfaatan gas yang saat ini masih dibakar atau gas flare.
Baca Juga:
Greenpeace Sebut RI Tak Efektif Pakai Teknologi Carbon Capture & Storage
Kemudian saat ini Subholding Upstream bersama dengan Direktorat SPPU Holding, melakukan kerja sama studi CCUS untuk lapangan Sukowati dengan sumber C02 dari Lapangan Jambaran Tiung Biru (JTB) berpartner dengan Lemigas & Japex, sementara studi di lapangan Kedung Tuban dengan sumber CO2 dari CPP Gundih berpartner dengan ITB-Janus.
“Ada satu lagi partner lain yang sudah melakukan MoU yaitu Jogmec yang akan melakukan studi CCUS untuk lapangan lainnya. Selain itu melalui Pertamina Holding, telah dilakukan penandatanganan kerja sama penerapan teknologi rendah karbon dan CCUS dengan ExxonMobil di Glasgow pada 3 November 2021 lalu,” jelas Taufik. [jat]