WahanaListrik.com | Pemerintah didorong lebih serius dalam pengembangan kendaraan listrik seiring dengan semakin tingginya harga komoditas minyak dan gas dunia.
Harga migas semakin melambung setelah terjadi perang antara Rusia dan Ukraina di Eropa Timur.
Baca Juga:
Rusia 'Eksekusi' Mati Tentaranya yang Menyerah Pakai Meriam
Situasi ini memberikan ketidakpastian pasokan migas dunia. Pasalnya Rusia merupakan produsen terbesar kedua di dunia setelah Amerika Serikat.
Sekretaris Jenderal Asosiasi Perusahaan Minyak dan Gas Nasional (Aspermigas) Moshe Rizal mengatakan bahwa akselerasi pengembangan kendaraan listrik dapat menurunkan konsumsi bahan bakar minyak maupun gas.
Keberadaan kendaraan listrik dinilai berpotensi memperbesar penggunaan konsumsi listrik.
Adapun, dia mendorong adanya insentif khusus agar pembelian kendaraan listrik lebih masif.
"Pemerintah mulai mengembangkan mobil listrik. Walaupun masih setengah-setengah saya lihat. Mobil listrik tidak akan bisa masif kalau nggak ada subsidi kepada yang membeli mobil," katanya seperti yang ditayangkan Bisnis, Senin (28/2/2022).
Baca Juga:
Pertempuran Sengit, Rusia Lumat 9 Tank Ukraina Termasuk 4 Leopard-2
Senada, Direktur Eksekutif Energy Watch Mamit Setiawan meminta pemerintah menggalakkan program kendaraan listrik dengan meningkatkan kebijakan untuk renewable energy.
Langkah ini akan menjadi penolong di tengah lonjakan harga migas.
“Angka impor kita akan berkurang kalau memang EV meningkat. Terus juga akan berdampak pada perkembangan EBT,” katanya.
Pemerintah mulai menggaungkan pengembangan kendaraan listrik di dalam negeri sejak tahun lalu.
Teranyar, Presiden Joko Widodo telah meresmikan peletakan batu pertama pembangunan pabrik bateral mobil listrik di Karawang Jawa Barat.