Darmawan mengungkap kebutuhan minyak per hari di Indonesia sebanyak 1,3 juta hingga 1,4 juta barel/hari. Padahal produksi minyak RI hanya 700 ribu barel/hari.
"Jadi impornya besar. Sepuluh tahun dari sekarang kalau pertumbuhan kebutuhan minyak kita sekitar 5% per tahun, jadi 10 tahun lagi kebutuhan demand minyak sekitar 2,2 juta barel per day. SKK Migas memprediksi produksi minyak kita 10 tahun dari sekarang tinggal 500.000 barel/day. Impornya nanti bisa mendekati 1,5 juta barrel/day pada saat ini pun infonya sudah sekitar Rp 150 triliun sampai Rp200 triliun, tergantung harga minyak," ungkapnya.
Baca Juga:
PLN Gelar Apel Siaga Kelistrikan, Pastikan Keandalan Pelayanan KTT WWF 2024 di Bali
Menurutnya jika impor BBM dengan impor minyak ini bisa dikurangi, maka dampaknya juga untuk pertumbuhan ekonomi negara.
Jika impor BBM dan minyak bisa dikoreksi dan diselesaikan, pertumbuhan ekonomi sebelum Covid-19 itu bukan 5,1% tetapi bisa 6 koma sekian persen.
“Itulah kalau kita melihat ini bahwa strategi untuk transportasi harus diubah yang tadinya energi yang berbasis pada impor minyak diganti energi yang berbasis pada kekuatan domestik, salah satunya listrik," imbuhnya. [Tio]