Konsumenlistrik.com | Produsen mobil Cina memang gencar menghadirkan model baru untuk segmen mobil listrik.
Rupanya, hal ini menjadi sebuah ancaman bagi keberadaan Kei Car listrik asal Jepang di mana Daihatsu, secara gamblang mengatakan hal tersebut akan mengganggu kelangsungan model tersebut.
Baca Juga:
Pemprov Jambi Tegaskan Pelarangan Mobilitas Truk Batubara, Pelanggar Akan Ditindak
Disitat dari Carscoops, Presiden Daihatsu Motor, Soichiro Okudaira, menjelaskan menjamurnya mobil listrik asal Tiongkok ini dikarenakan lambatnya produsen mobil Jepang memanfaatkan celah tersebut.
Meski demikian, ia mengatakan untuk tetap memberikan perlawanan kepada mobil listrik Cina, mereka tetap melakukan komitmen dalam memberikan kepuasan kepada konsumen melalui model terbaru yang lebih ciamik.
"Konsep desain mobil Cina bukan sekedar perpanjangan dari apa yang telah ada sebelumnya. Misalnya, baterai dan motor didinginkan dengan udara, bukan air. Mungkin ada kekurangannya, seperti tidak cocok untuk perjalanan jauh dengan kecepatan tinggi. Tetapi biaya dapat ditekan dengan membatasi lingkungan operasi yang diantisipasi," jelasnya.
Baca Juga:
Hal-hal yang Wajib Ditanyakan Sebelum Konsumen Membeli Kendaraan Listrik
Untuk itu, pihaknya telah menemukan cara untuk bisa bersaing dengan mobil listrik murah dari Cina.
"Perusahaan kami akan kembali pada dasar pembuatan mobil dan memikirkan konsep baru untuk mobil listrik yang terjangkau. Kami harus mampu bersaing dalam harga," tambah Soichiro.
Dalam peta jalan mereka, Daihatsu, baru akan merilis Kei Car listrik pada 2025 mendatang dan menelan harga USD 8.600 yang notabene lebih mahal dari mobil listrik dari Cina. Meski demikian, Seichiro, mengatakan hal tersebut bukan satu-satunya hambatan bagi konsumen.
"Pasti ada permintaan untuk mobil kei yang memiliki interior relatif lebih luas, memiliki kapasitas bagasi yang cukup dan dapat menampung empat orang," ujarnya lagi.
Untuk memuluskan langkah tersebut, Daihatsu, tidak bekerja sendirian. Tetapi, mereka akan menggandeng sejumlah produsen mobil lain untuk memproduksi mobil listrik dan akan melakukan semua hal yang bisa dilakukan untuk mengendalikan harga jualnya nanti.
"Dibutuhkan investasi puluhan miliar Yen atau lebih untuk melistriki semua kendaraan baru pada 2030, jadi kami berkolaborasi dengan perusahaan induk kami, Toyota Motor," beber Soichiro.
Daihatsu Recall Rocky
PT Astra Daihatsu Motor (ADM) mengumumkan recall atau penarikan kembali untuk perbaikan terhadap Daihatsu Rocky terkait permasalahan pada fender apron. Program recall ini melibatkan 9.378 unit yang terdiri dari model 1.0 turbo dan 1.2 liter, periode produksi 28 April hingga 7 Oktober 2021.
Bambang Supriyadi, Executive Coordinator Technical Service Division PT ADM menyampaikan, recall ini terjadi karena ada potensi terlepasnya dudukan shockabsorber (fender apron) depan akibat kurang tepatnya posisi titik pengelasan.
"Penyebabnya akibat kurang tepatnya titik pengelasannya saja. Jadi bagian ini sebenarnya sudah dilas penyambungan antara pelat bawah dan atas, namun posisi pengelasannya itu tidak tepat sehingga mengurangi kekuatan sambungan las weldingnya," terangnya secara virtual, Jumat (11/3/2022).
Untuk menanggulangi masalah ini, Daihatsu akan menambah jumlah titik pengelasan dari 14 titik menjadi 25 titik pengelasan.
"Kami sebagai pabrikan bertanggung jawab terhadap kualitas walaupun yang komplain di Daihatsu tidak banyak tapi komitmen kami terhadap kualitas tetap kami lakukan dan kami melakukan analisa untuk menjamin supaya posisi apron ini lebih kuat maka titik pengelasannya ditambah 11 titik, jadi totalnya menjadi 25 titik," jelas Amelia Tjandra, Marketing Director dan Corporate Planning and Communication Director PT ADM.
"Kami sudah melakukan simulasi, dengan 25 titik pengelasan itu dipastikan masalah akan selesai dan tidak akan terjadi potensi-potensi yang berbahaya," tambah Amelia. [tum]