Afghanistan sebagian besar bergantung pada listrik yang diimpor dari tetangga utara Uzbekistan dan Tajikistan, menjadikan saluran listrik lintas negara sebagai target utama bagi para pemberontak.
Selama perang 20 tahun Taliban dengan bekas pemerintah Afghanistan yang didukung Amerika Serikat, otoritas Kabul kerap menuduh kelompok Taliban menargetkan menara-menara transmisi listrik.
Baca Juga:
Jaringan Listrik di Siantan Putus, Begini Penjelasan PLN
Namun, sejak merebut kekuasaan, Taliban telah menghadapi serangan dari kelompok ISIS.
ISIS telah mengklaim bertanggung jawab atas beberapa serangan mematikan yang menargetkan komunitas minoritas Syiah dan Sufi dalam dua minggu terakhir, menewaskan puluhan warga sipil.
"Tidak ada yang bahagia selama Idul Fitri ini karena begitu banyak keluarga yang berduka karena ledakan baru-baru ini. Sekarang tiang-tiang juga telah diledakkan," cetus Khatera Fakhri, seorang warga Kabul, kepada AFP.
Baca Juga:
PLN Sebut Pencurian Kabel Penyebab Listrik di Madura Sering Padam
"Kalau tidak ada listrik kami tidak bisa mempersiapkan Idul Fitri. Semuanya jadi sulit," imbuhnya. [tum]