Konsumenlistrik.com | Kapal tongkang BG Nusantara 3003 yang berukuran 300 feet memuat sebagian dari total 500 ribu metrik ton batu bara untuk PLN dikirim melalui terminal PT TCT berdasarkan kontrak yang telah disepakati kedua pihak minggu lalu di Jakarta.
Kapal tongkang PT Antang Gunung Meratus mengirim perdana batubara untuk kebutuhan PLN sekitar 7.500 metrik ton melalui terminal PT Tapin Coal Terminal (TCT) di Kabupaten Tapin, Kalimantan Selatan.
Baca Juga:
Urgensi Krisis Iklim, ALPERKLINAS Apresiasi Keseriusan Pemerintah Wujudkan Transisi Energi Bersih
“Terminal kami terbukti dapat melayani kebutuhan pengangkutan batu bara PT AGM dengan baik. Tentu ini adalah bentuk dukungan kami untuk pemenuhan kebutuhan batu bara PLN,” kata Markus A. Wibisono, Direktur PT TCT dalam keterangannya, Minggu (30/1/2022).
AGM telah menghentikan operasional pengiriman batubara, termasuk untuk pemenuhan penugasan kebutuhan batu bara untuk kepentingan dalam negeri (DMO), sejak 28 November 2021 setelah jalan dekat Underpass KM 101 Jalan A Yani yang dimiliki PT TCT ditutup.
Sampai dengan hari Kamis, PT AGM telah mengangkut batu bara sebanyak 82.038,55 metrik ton di Terminal PT TCT. Batu bara PT AGM yang akan masuk ke Terminal PT TCT terus bertambah sesuai target PT AGM sekitar 35 ribu metrik ton batu bara per hari.
Baca Juga:
Di COP29, PLN Perluas Kolaborasi Pendanaan Wujudkan Target 75 GW Pembangkit EBT 2030
PT TCT telah menyediakan 8 stockpile yang dimiliki untuk digunakan PT AGM dengan kapasitas sekitar 80 ribu metrik ton dan perusahaan memenuhi permintaan PT AGM agar jam operasional PT TCT dibuka selama 24 jam.
PT AGM dapat mengirimkan batu bara untuk kebutuhan PLN melalui Terminal PT TCT dengan harga khusus sebesar Rp 16.000 per metrik ton. Harga kontrak umum yang berlaku saat ini sebesar Rp 60 ribu per metrik ton.
Terminal PT TCT merupakan salah satu terminal batu bara terbesar di Indonesia yang memiliki 28 stockpile dengan kapasitas mencapai 300.000 metrik ton dan kapasitas muat hingga 90 ribu metrik ton per hari. [tum]