Konsumenlistrik.com | Pemerintah Indonesia terus berbenah untuk memberikan kontribusi optimal dalam peningkatan atas penyediaan akses energi global.
Dorongan ini diharapkan mampu memaksimalkan potensi ekonomi dan pembangunan sumber daya manusia melalui pemanfaatan sumber energi oleh masyarakat pengguna akhir.
Baca Juga:
PLN Pasok Energi Hijau pada Peringatan HUT ke-79 Pertambangan dan Energi
Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Rida Mulyana mengungkapkan, peningkatan akses energi diupayakan akan mampu mendongkrak kesejahteraan masyarakat hingga pada level pengguna akhir.
"Transisi energi berkelanjutan merupakan salah satu tema dalam Presidensi G20 Indonesia dan juga menekankan pada aksesibilitas energi sebagai prasyarat untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, khususnya di pulau-pulau terpencil dan terluar," kata Rida dalam G20 Werbinar Series: Achieving Global Energy Access Goals in the Decade of Action di Jakarta, Rabu (27/4).
Menurut Rida, kerja sama multistakeholder akan menjadi cara tepat dalam mencapai tujuan tersebut. Langkah ini sejalan dengan penanganan dekarbonisasi energi sistem sebagai salah satu solusi mitigasi perubahan iklim. "Ini adalah tantangan besar bagi dunia serta perlu ditangani secara kolektif oleh semua negara," imbuhnya.
Baca Juga:
Kemenperin Dorong Pemanfaatan Hidrogen dalam Pengembangan Energi Terbarukan
"Negara - negara berkembang di Afrika dan Asia menjadi pusat lokasi atas keterbatasan akses energi. Bahkan setidaknya ada 14 negara yang menderita tidak memiliki electricity access dan clean cooking," kata Prahoro.
Guna mengatasi permasalahan ini, sambung Prahoro, perlu membutuhkan suntikan modal besar dari para investor. "Secara global kita butuh investasi sekitar USD30 - 35 miliar per tahun untuk (penanganan) akses listrik dan USD5 - 7 miliar per tahun untuk akses memasak bersih. Total, setidaknya kita butuh suntikan investasi USD1,4 triliun per tahun hingga 2030 untuk dua isu tersebut," urainya.
Tekanan di Negara Berkembang