WahanaNews-Konsumenlistrik | Dukungan dunia internasional khususnya dari negara anggota G20 dalam transisi energi di Indonesia direalisasikan melalui peresmian sekretariat Just Energy Transition Partnership (JETP) di Kementerian ESDM, Kamis (16/2/2023) pekan lalu.
Kehadiran sekretariat JETP ini akan mempercepat terwujudnya transisi energi di Indonesia yang selama ini didorong seluruh pihak termasuk PT PLN (Persero).
Baca Juga:
Kolaborasi Pendanaan JETP, PLN Siap Akselerasi Transisi Energi Lewat Dukungan Global
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Arifin Tasrif mengatakan output selama enam bulan ke depan yang akan dicapai sekretariat yaitu untuk menyelesaikan roadmap pensiun dini pembangkit listrik tenaga uap, memobilisasi investasi dan mendukung mekanisme pembiayaan yang dituangkan dalam Comprehensive Investment Plan (CIP).
"Tugas pertama tim gugus tugas adalah mengatur kelompok kerja untuk percepatan program transisi energi JETP, yaitu sistem pembangkit, pembiayaan, dekarbonisasi sektor pembangkit, rantai pasokan dan manufaktur, serta transisi energi sosial berkeadilan," ujar Arifin.
Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, PLN siap melakukan pembahasan intensif dalam merealisasikan program energi bersih dengan dukungan pembiayaan internasional ini. PLN kata Darmawan, sudah memiliki roadmap untuk retirement PLTU dan menggantinya dengan pembangkit yang bersumber dari energi domestik dan dipastikan jauh lebih rendah emisi.
Baca Juga:
Rencana Pemerintah Suntik Mati PLTU dan Batu Bara Masih Kondisional
"Kami siap langsung mengeksekusi dukungan nyata ini. Tentu dukungan ini juga tidak lepas dari leadership dari Presiden Joko Widodo. Kami akan membangun investment planning yang komprehensif sehingga dengan suasana kebersamaan ini bisa mempercepat penurunan emisi karbon," ujar Darmawan yang turut serta dalam peresmian sekretariat JETP.
Darmawan juga menekankan bahwa upaya bersama ini tidak hanya akan berdampak pada penurunan emisi karbon secara global saja. Lewat kolaborasi internasional ini justru menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi global.
"Konsumsi listrik di Indonesia saat ini saja mencapai hampir 300 TWh dan akan terus bertumbuh hingga 2.000 TWh pada 2060 mendatang. Indonesia butuh tambahan kapasitas listrik sampai 400 GW di mana ini bisa menjadi peluang investasi hijau global," tambah Darmawan.