Konsumenlistrik.com | Pakar ekonomi menilai Indonesia perlu mempercepat industri baterai mobil listrik agar bisa mengembangkan kendaraan listrik berbasis baterai.
"Indonesia adalah salah satu penyumbang bahan baku yang cukup besar di dunia," kata Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Tauhid Ahmad, saat diskusi "Pengembangan Mobil Listrik Berbasis Baterai di Indonesia", Rabu (20/4/2022).
Baca Juga:
Inovasi dari Bekasi, Inilah Baterai Mobil Listrik dengan Harga Tak Terduga
Indef menilai pemerintah sudah cukup baik dalam mengembangkan nikel, bahan baku baterai kendaraan listrik, antara lain dengan kebijakan ekspor. Dia melihat untuk mempercepat industri ini, masih banyak langkah yang bisa dilakukan.
Indonesia memerlukan investor yang sudah lebih dulu terjun ke kendaraan listrik, antara lain Korea Selatan dan China, untuk berinvestasi lebih besar.
Tauhid menilai pabrikan kendaraan listrik asal China bisa bersaing dengan kendaraan konvensional yang sekarang ada di Indonesia
Baca Juga:
RI Bakal Diincar Dunia di 2040, Ini Alasannya
Selain itu, pemain lokal, seperti Indonesia Battery Corporation bisa menggandeng investor sebagai untuk mempercepat pertumbuhan ekosistem kendaraan listrik.
Lembaga tersebut juga menilai pemerintah Indonesia perlu memberikan insentif tambahan untuk mengembangkan kendaraan listrik dan kendaraan bermotor listrik berbasis baterai, misalnya dengan pembebasan Pajak Pertambahan Nilai, Pajak Kendaraan Bermotor dan Pajak Penjualan Barang Mewah.
Insentif juga bisa diberikan dalam bentuk kredit, subsidi dan kewajiban menggunakan kendaraan bermotor listrik berbasis baterai bagi objek tertentu. Langkah lain yang bisa ditempuh untuk mendorong pengembangan kendaraan listrik adalah peta jalan untuk mengurangi emisi hingga nol.