Tantangan mulai terasa saat malam, Nurul dan insan PLN lainnya harus menyediakan makanan bagi ratusan petugas PLN di lapangan. Belum pulihnya kota Cianjur, membuatnya harus memutar otak. Beruntung, dukungan dari unit PLN sekitar datang.
“Saya berkoordinasi dengan PLN sekitar Cianjur. Malam itu kami mendapat dukungan personil dan suplai makanan dari PLN Cimahi. Selanjutnya, PLN Sukabumi, Gunung Putri, Bogor, Karawang dan Bandung bergantian membantu penyediaan makanan bagi petugas,” jelasnya.
Baca Juga:
Pengakuan Tahanan KPK, Jika Tak Setor Pungli Dilarang Salat Jumat
Nurul tidak sendiri. Dampak gempa juga dirasakan Hendi Maulana. Pria yang telah 18 tahun bekerja di PLN ini tengah melakukan peninjauan lapangan di daerah RSUD ketika gempa terjadi.
Hendi menceritakan, dirinya tim PDKB (Pekerjaan Dalam Kondisi Bertegangan) sedang melakukan pekerjaan pengamanan jumper. “Alhamdulilah, personel sudah turun dari tiang saat gempa,” ungkapnya.
Setelah memastikan pekerjaannya selesai, Hendi pulang dan bertemu anggota keluarga. Dirinya menceritakan bahwa tembok rumahnya bergeser dan atap bangunan rusak.
Baca Juga:
Petugas dan Warga Binaan Laksanakan Salat Idul Adha dengan Penuh Khidmat
“Sore itu, saya bersama tetangga langsung membangun pengungsian sementara. Keluarga sementara tinggal di Bandung, hanya saya dan anak pertama yang tetap di Cianjur,” paparnya.
Setelah memastikan keluarga aman, pria 39 tahun ini langsung bergabung kembali dengan tim PLN untuk pemulihan kelistrikan. Hendi tahu betul, kontribusinya sangat dinantikan oleh pelanggan PLN.
“Saya ikut serta dalam penormalan listrik mengingat besarnya dampak gempa terhadap jaringan. Saya jarang melihat keadaan rumah karena fokus melakukan perbaikan tiang rubuh terdampak gempa. Biasanya, saya menelpon anak untuk memastikan kondisinya dan rumah baik. Selama seminggu ini saya siaga di kantor,” tambahnya.