Konsumenlistrik.com | Presiden RI Joko Widodo pada hari ini, Senin (24/1), didampingi Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif melakukan pelatakan batu pertama (groundbreaking) pembangunan proyek hilirisasi batubara menjadi Dimethyl Ether (DME) di Tanjung Enim, Sumatera Selatan.
Pembangunan ini diharapkan mampu menciptakan nilai tambah produk pertambangan batubara di dalam negeri.
Baca Juga:
Ratu Batu Bara Tan Paulin Diperiksa KPK di Kasus Rita Widyasari
"Ini sudah enam tahun yang lalu saya perintah. Alhamdulillah hari ini bisa kita mulai proyek hilirisasi batubara menjadi DME," kata Jokowi dalam sambutannya peresmian pada proyek yang dikembangkan oleh PT Bukit Batubara, PT Pertamina, investor asal Amerika Serikat, Air Product.
Besarnya angka impor Liquified Natural Gas (LPG), ungkap Jokowi, menjadi perhatian khusus bagi pemerintah serta menjadi bahan pertimbangan lahirnya proyek DME. "Impor kita elpiji itu gede banget, mungkin Rp80-an triliun dari kebutuhan Rp100-an triliun. Impornya Rp80-an triliun. Itu pun juga harus disubsidi untuk sampai ke masyarakat karena harganya juga sudah sangat tinggi sekali. Subsidinya antara Rp60 sampai Rp70 triliun," jelas Jokowi.
Jokowi menyoroti ketersediaan bahan baku yang minim pemanfaatan sebelum adanya proyek DME. "Kita ini yang punya row material batubara, tapi yang buka lapangan kerja malah negara lain. Bila proyek ini berproduksi mampu menekan subsidi dari APBN sekitar Rp7 triliun. Apalagi kalau semua LPG sudah distop dan pindah ke DME, ini bisa memperbaiki necara dagang, neraca transaksi berjalan kita," tambahnya.
Baca Juga:
11 Perusahaan Raksasa Batu Bara Bakal Bangun Proyek DME Pengganti LPG
Secara rinci, keberadaan proyek DME Tanjum Enim mampu menekan impor LPG hingga 1 juta ton/tahun dengan produksi DME 1,4 juta ton/thn sehingga meningkatkan ketahanan energi nasional. Di samping itu, proyek DME mampu menyerap tenaga kerja sebesar 10.600 orang pada tahap konstruksi dan 8.000 orang pada tahap operasi, menambah investasi asing hingga sekitar USD2,1 miliar (investasi awal yang dilakukan 100% oleh Air Product), serta menghemat cadangan devisa hingga Rp9,14 triliun/tahun pada harga rata-rata LPG 637,3 USD/MT (menggunakan basis rata-rata HIP LPG 2021).
"Kalau ada lima investasi seperti yang ada di hadapan kita ini 70 ribu lapangan pekerjaan akan tercipta, itu yang langsung. Yang tidak langsung biasanya dua sampai tiga kali lipat," tegas Jokowi.
Pemanfaatan DME sebagai bahan bakar energi memiliki keunggulan seperti mudah terurai di udara sehingga tidak merusak ozon, nyala api yang dihasilkan lebih stabil, tidak menghasilkan polutan particulate matter (PM) dan nitrogen oksida (NOx); tidak mengandung sulfur serta pembakaran lebih cepat dari LPG.