KonsumenListrik.WAHANANEWS.CO – Aliansi Lembaga Perlindungan Konsumen Listrik Nasional (ALPERKLINAS) menyambut positif langkah PLN Indonesia Power (PLN IP) yang mulai memberdayakan petani untuk menanam sorgum sebagai sumber biomassa ramah lingkungan.
Organisasi tersebut menilai inisiatif ini bukan hanya relevan dengan agenda energi bersih, tetapi juga membuka babak baru integrasi program ketahanan pangan dengan transisi energi di tingkat lokal.
Baca Juga:
Perkuat Pariwisata Berbasis Energi Hijau, MARTABAT Prabowo–Gibran Sambut Penguatan Danau Toba 2026 sebagai DPSP
ALPERKLINAS menegaskan bahwa pemanfaatan sorgum oleh PLN IP merupakan contoh nyata bagaimana kebijakan energi dapat mendorong kemandirian ekonomi masyarakat.
Upaya memperluas budidaya sorgum dipandang sebagai langkah strategis untuk menyerap tenaga kerja desa, menyediakan alternatif pangan yang bernutrisi, sekaligus menghadirkan sumber energi berkarbon rendah untuk kebutuhan pembangkit listrik.
Ketua Umum ALPERKLINAS, KRT Tohom Purba, menilai program tersebut semestinya menjadi gerakan nasional yang melibatkan lebih banyak wilayah dan petani.
Baca Juga:
Dorong Transformasi Pariwisata Berkelanjutan, MARTABAT Prabowo-Gibran Nilai Penguatan Danau Toba 2026 Sebagai Lompatan Visi Indonesia Emas
“Transisi energi itu harus membumi. Jika PLN mampu memastikan petani mendapat manfaat ekonomi, maka energi hijau bukan hanya jargon, tetapi solusi yang menguatkan dapur dan masa depan keluarga mereka,” ujarnya.
Ia menambahkan, sorgum memiliki keunggulan yang sangat relevan dengan tantangan masa kini.
“Sorgum adalah tanaman yang tahan iklim ekstrem, tidak rewel, dan bisa tumbuh di lahan marginal. Jika dikelola baik, ini dapat menjadi tulang punggung biomassa nasional tanpa mengganggu pangan pokok masyarakat,” kata Tohom, Sabtu (6/12/2025).
Tohom juga menggarisbawahi pentingnya pendekatan visioner dan kolaboratif.
“Kita jangan terjebak pada pola lama. Program sorgum harus dirancang sebagai ekosistem: ada offtaker yang jelas, pendampingan budidaya, skema pembiayaan murah, dan pelatihan hilirisasi. Dengan begitu petani merasa dihargai, dan PLN memperoleh pasokan biomassa yang stabil,” ungkapnya.
Menurutnya, pemberdayaan petani melalui sorgum harus dipandang sebagai investasi sosial.
“Kalau energi bersih bisa berjalan berdampingan dengan kedaulatan pangan, maka Indonesia memiliki dua keuntungan strategis sekaligus. Itu baru namanya pembangunan yang visioner,” tegas Tohom.
Ia pun mendorong PLN untuk memperluas kemitraan di berbagai daerah.
“Potensi lahan kering kita terbentang luas. Dengan inovasi dan pendataan yang tepat, budidaya sorgum bisa menjadi gerakan nasional yang mengubah wajah ekonomi desa, sambil memperkuat ketahanan energi,” ucapnya.
Sebelumnya, PLN Indonesia Power (PLN IP) melalui UBP Jawa Barat 2 Pelabuhan Ratu melakukan penanaman sorgum di Kampung Cipatuguran, Sukabumi, guna mendukung pemanfaatan energi hijau, ketahanan pangan, dan ekonomi kerakyatan.
“Ini adalah gerakan transformatif yang membawa manfaat nyata bagi masyarakat Sukabumi dan lingkungan, ” kata Direktur Utama PLN Indonesia Power, Bernadus Sudarmanta.
Senior Manager PLN IP UBP JPR, Bowo Pramono, menambahkan bahwa co-firing biomassa menjadi strategi utama PLN menuju NZE 2060 dengan peningkatan rasio co-firing 5–10% secara bertahap.
PLN IP juga berencana melanjutkan pendampingan kelompok tani dan membuka peluang kemitraan untuk memperluas pemanfaatan sorgum sebagai biomassa ramah lingkungan.
[Redaktur: Mega Puspita]