Konsumenlistrik.WahanaNews.co | Desa Energi Berdikari Cilacap memiliki tujuan untuk meningkatkan akses masyarakat di desa terpencil dan terisolasi terhadap energi yang ramah lingkungan, terjangkau dan berkelanjutan. Program ini juga digaungkan demi meningkatkan ekonomi masyarakat sehingga lebih sejahtera.
Pertamina RU IV Cilacap melalui CID (Community involvement development) melibatkan Desa Energi Berdikari Cilacap sebagai bagian dari Program Pengembangan EBT (Energi Baru Terbarukan) dalam kerangka ESG (Environmental, Social & Governance).
Baca Juga:
Pertamina Patra Niaga Salurkan Bantuan ke 7 Posko Erupsi Gunung Lewotobi
Pjs Vice President Corporate Communication Pertamina, Heppy Wulansari mengatakan pengembangan energi baru terbarukan (EBT) dalam program Desa Berdikari Cilacap merupakan upaya Pertamina mengurangi jejak emisi dalam kerangka ESG (Environmental, Social & Governance).
"Pemanfaatan EBT merupakan komitmen Pertamina pada dunia untuk mengurangi emisi GRK sebesar 30% pada tahun 2030. Pertamina menargetkan menargetkan peningkatan total kapasitas EBT menjadi 10,2 Giga watt pada tahun 2026," ujar Heppy dalam keterangan tertulis, Rabu (6/7/2022).
Pengembangan Desa Energi Berdikari Cilacap memanfaatkan sumber energi surya dan angin yang tersedia sepanjang tahun di desa Ujung Alang, Cilacap. Dengan teknologi hybrid energy pole (HEOP), kedua sumber energi tersebut diolah menjadi listrik yang bisa menerangi rumah penduduk, sekolah dan berbagai aktivitas ekonomi warga.
Baca Juga:
Pertamina Manfaatkan Potensi Alam untuk Serap Karbon Lewat Dua Inisiatif Terintegrasi
Teknologi HEOP yang dikembangkan oleh Pertamina RU IV Cilacap telah mengubah desa yang gelap gulita menjadi terang benderang, contohnya seperti Desa Ujung Alang, Cilacap yang terisolasi, di mana 80 persen penduduknya bekerja sebagai nelayan musiman dan buruh tambak.
Terbatasnya akses listrik, transportasi dan komunikasi membuat desa ini tertinggal dibanding desa lainnya. Namun berkat HEOP, warga desa Ujung Alang kini bisa menikmati listrik bersih tanpa emisi.
Energi listrik ini bersumber dari 15 kincir angin dan 24 solar panel, penghasil energi yang ditampung di dalam storage penyimpanan daya. Dari keseluruhan kincir dan solar panel dapat menghasilkan daya sebesar 16.200 WP (Watt Peak) yang disimpan di storage masing- masing dan dialirkan menggunakan kabel kepada 78 Rumah tangga, 1 sekolah, 1 masjid dan 2 rumah produksi.
Tak hanya menghasilkan energi, teknologi ini juga dapat mengurangi hingga 126,4 ton CO eq/tahun. Inilah wujud komitmen Pertamina dalam mencegah perubahan iklim dan pemanasan global.
Heppy menambahkan, Pertamina memiliki Program Desa Energi Berdikari tahun 2021 sebanyak 19 program meliputi energi surya 10 program, energi micro hydro 2 program, energi bio diesel 2 program dan energi biogas sebanyak 5 program.
Pada tahun 2022 sendiri, Pertamina terus melanjutkan program Desa Energi Berdikari sebanyak 40 program, terdiri energi surya 28 program, energi micro hydro 2 program, energi biogas 6 program dan energi dari pengolahan sampah 4 program.
"Pertamina akan terus meningkatkan pemanfaatan energi terbarukan sebagai bagian dari transisi energi menuju energi bersih sejalan dengan tren global," pungkasnya. [tum]