KonsumenListrik.WAHANANEWS.CO, Jakarta - Di tengah derasnya arus perubahan dan tantangan global energi, satu nama kembali dipercayakan untuk memegang kemudi Perusahaan Listrik Negara (PLN): Darmawan Prasodjo.
Pria kelahiran Magelang, 19 Oktober 1970 ini bukan sosok baru di dunia energi nasional.
Baca Juga:
PLN Catat Pendapatan Rp545 Triliun, Kokoh di Puncak Sektor Utilitas Asia Tenggara
Ia adalah 'teknokrat hijau' dengan visi digital dan keberlanjutan, yang sukses memadukan kecerdasan akademik, pengalaman global, serta naluri kepemimpinan lokal.
Dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) PLN, Rabu (18/6/2025) lalu, Darmawan resmi ditetapkan kembali sebagai Direktur Utama PLN, memperpanjang kepemimpinannya sejak pertama kali ditunjuk pada 6 Desember 2021.
Penunjukan ini menjadi bentuk kepercayaan yang kuat atas kinerja dan transformasi yang ia pimpin selama lebih dari tiga tahun terakhir.
Baca Juga:
PLN Setor Rp65,59 Triliun ke Negara, Laba 2024 Tembus Rekor Baru
Lulusan Terbaik
Darmawan, atau akrab disapa Darmo, adalah putra dari Brigadir Jenderal TNI (Purn) Sadja Moeljoredjo, yang pernah menjabat sebagai Kepala SMA Taruna Nusantara.
Ibunya, Sudarti Sadja, membesarkan Darmawan dalam semangat disiplin dan cinta ilmu.
Setelah menjadi salah satu lulusan terbaik SMA Negeri 1 Magelang, Darmawan mendapat kesempatan emas untuk menimba ilmu ke Amerika Serikat melalui program beasiswa Habibie.
Di sana, ia meraih Bachelor dan Master of Computer Science dari Texas A&M University.
Tak berhenti di situ, ia menyabet gelar Doktor Ekonomi Terapan dan Sumber Daya Alam dalam program kolaboratif antara Texas A&M dan Duke University pada 2011.
15 Tahun Merantau
Selama lebih dari 15 tahun, Darmawan bekerja sebagai peneliti dan ekonom lingkungan di berbagai institusi prestisius, termasuk Nicholas Institute for Environmental Policy Solutions di Duke University.
Namun tahun 2012, ia memilih kembali ke tanah air, menyambut panggilan untuk membangun negeri.
Kariernya berlanjut di berbagai posisi strategis: Direktur Indonesia Center for Green Economy, Presiden Komisaris Amesti Energi Nusantara, hingga Deputi I Kepala Staf Presiden Bidang Monitoring dan Evaluasi Program Prioritas di bawah kepemimpinan Luhut Binsar Pandjaitan.
Kiprahnya yang lintas sektor memperkuat reputasinya sebagai arsitek kebijakan energi dan pembangunan berkelanjutan.
Jejak Politik dan Perjalanan Menuju PLN
Tak hanya di jalur birokrasi, Darmawan juga pernah terjun ke dunia politik.
Ia sempat maju sebagai calon legislatif DPR RI dari PDI-P Dapil V Jawa Tengah pada 2014, meski gagal melaju ke Senayan.
Namun, dari situ, ia semakin dekat dengan lingkaran strategis nasional dan dipercaya menjadi tim ahli Jokowi-JK dalam debat Pilpres 2014, khususnya di bidang ekonomi dan energi.
Dari Istana, langkahnya menuju PLN tinggal selangkah lagi. Ia menjabat sebagai Komisaris PLN pada 2018–2019, lalu naik menjadi Wakil Direktur Utama hingga akhirnya dipercaya sebagai Direktur Utama sejak 2021.
Arsitek Transformasi Digital dan Transisi Energi PLN
Sejak menjabat Dirut PLN, Darmawan dikenal sebagai motor utama transformasi digital di tubuh PLN.
Ia mengusung sistem digitalisasi operasional yang efisien dan transparan, serta mendorong transisi menuju energi terbarukan.
Tak heran, ia dijuluki 'teknokrat hijau. Faktanya, Darmawan bukan hanya piawai mengelola infrastruktur besar, tapi juga punya sensitivitas terhadap isu lingkungan dan masa depan energi bersih.
Di bawah kepemimpinannya, PLN semakin aktif mendukung transisi energi nasional, pengembangan kendaraan listrik, hingga pemanfaatan energi berbasis komunitas dan energi baru terbarukan.
Konsistensi di Tengah Dinamika
Di era ketika banyak direksi BUMN berganti cepat, konsistensi Darmawan memimpin PLN menunjukkan kualitasnya sebagai sosok visioner dan stabil.
Penunjukan kembali dirinya sebagai Dirut dalam RUPS 2025 adalah sinyal kuat bahwa pemerintah dan publik masih percaya pada langkah dan visinya.
Bersama tim barunya yang kini diperluas menjadi 11 direktur, Darmawan Prasodjo menghadapi tantangan besar: menjaga ketersediaan listrik nasional, mengurangi ketergantungan pada energi fosil, dan mendorong transformasi PLN menjadi perusahaan energi masa depan.
[Redaktur: Mega Puspita]