Konsumenlistrik.com | PT PLN (Persero) menggandeng Yayasan WWF Indonesia supaya pembangunan pembangkit sesuai dengan standar lingkungan dan sosial.
PLN menargetkan bisa melakukan pengembangan pembangkit listrik dari energi baru dan terbarukan (EBT) sebanyak 20,9 Giga Watt (GW) dalam mencapai target netral karbon di 2060.
Baca Juga:
Harga Batu Bara Terbang 12% Lebih, Beruntun Naik 9 Hari
"Kami menggandeng WWF untuk bisa mengembangkan standar lingkungan dan sosial untuk proyek infrastruktur energi terbarukan, yang sejalan dengan prinsip pembangunan berkelanjutan," ujar Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, Rabu (6/4/2022).
Darmawan menjelaskan, PLN menargetkan pengembangan 20,9 GW pembangkit listrik berbasis energi terbarukan seperti tenaga air, bayu, surya, dan panas bumi.
Walaupun merupakan energi bersih, dalam penyiapan dan pembangunannya, pembangkit tersebut dapat berpotensi berdampak pada keanekaragaman hayati (termasuk satwa dilindungi) dan sosial-ekonomi-budaya kepada masyarakat setempat.
Baca Juga:
Pelayanan Publik Pemda Paluta Raih Predikat Zona Hijau Tahun 2023
"Adanya kerja sama ini, dapat memperkuat sistem manajemen dan kebijakan pada perlindungan lingkungan sosial di PLN sehingga dampak terhadap lingkungan dan sosial dapat dihindari, diminimalisir, dan dimitigasi," ujar Darmawan.
Dalam mewujudkan target netral karbon, Darmawan mengatakan PLN sudah menerbitkan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) Hijau. Dalam RUPTL Hijau ini, porsi pembangkit listrik berbasis energi terbarukan pada 2030 ditargetkan mencapai 29 GW.
Untuk mencapai target tersebut, PLN bakal menambah pembangkit EBT baru hingga 20,9 GW. Khususnya, PLN juga akan mendukung industri di Kawasan Industri Hijau melalui pembangkit hijau.
Ia juga menambahkan, tahun ini PLN akan menambah kapasitas terpasang pembangkit energi terbarukan sebesar 228 MW. Ia merinci, akan ada PLTP yang beroperasi sebesar 45 MW. Sedangkan PLTA dan PLTM akan bertambah 178 MW dan pembangkit listrik tenaga bioenergi sebesar 5 MW.
Darmawan berharap melalui kerja sama ini, pembangunan pembangkit energi terbarukan di PLN akan berjalan optimal sesuai target RUPTL, dan di saat yang sama tetap menjaga kelestarian lingkungan serta menjamin kesejahteraan masyarakat sekitar.
"Adanya perangkat dan sistem perlindungan lingkungan dan sosial (safeguard) yang kredibel di mata internasional juga akan meningkatkan kepercayaan investor sehingga dapat menarik pembiayaan, khususnya investasi hijau, untuk mengakselerasi pengembangan energi baru terbarukan," ujar Darmawan.
Chief Operating Officer WWF Lukas Adhyakso menjelaskan Yayasan WWF Indonesia bersama dengan PLN akan mengembangkan program peningkatan kapasitas, kajian, dan penyusunan rekomendasi kebijakan tentang penerapan pengamanan lingkungan dan sosial pada proyek infrastruktur energi terbarukan terutama mengenai keanekaragaman hayati.
"Melalui kerja sama ini, pembangunan pembangkit energi terbarukan di PLN diharapkan akan berjalan optimal sesuai target RUPTL, dan di saat yang sama tetap menjaga kelestarian lingkungan dan menjamin kesejahteraan masyarakat sekitar," ujar Lukas. [tum]