KonsumenListrik.WAHANANEWS.CO – Aliansi Lembaga Perlindungan Konsumen Listrik Nasional (ALPERKLINAS) merespons positif penegasan PT PLN (Persero) yang menjadikan penguatan ketahanan energi sebagai program utama dalam forum Electricity Connect 2025.
ALPERKLINAS menilai agenda tersebut sejalan dengan kebutuhan konsumen listrik nasional yang menuntut sistem energi andal, berkeadilan, dan berkelanjutan di tengah tekanan ekonomi global.
Baca Juga:
Libur Nataru, PLN UP3 Nias Siapkan SPKLU untuk Layani Pengguna Mobil Listrik
Aliansi ini juga memandang ketahanan energi tidak bisa dilepaskan dari kepentingan publik. Infrastruktur kelistrikan yang kuat dinilai menjadi fondasi bagi hilirisasi industri, penciptaan lapangan kerja, serta stabilitas tarif listrik jangka panjang bagi konsumen.
Ketua Umum ALPERKLINAS, KRT Tohom Purba, menegaskan bahwa Electricity Connect 2025 harus dimaknai sebagai momentum strategis untuk memperkuat posisi Indonesia di kawasan.
“Ketahanan energi bukan sekadar isu teknis kelistrikan, tetapi menyangkut kedaulatan ekonomi dan perlindungan konsumen. Jika listrik rapuh, maka industri dan daya beli masyarakat juga ikut rapuh,” ujar Tohom, Minggu (28/12/2025).
Baca Juga:
Program Lisdes Percepat Pemerataan Akses Listrik PLN di Papua
Menurutnya, PLN memiliki posisi paling strategis untuk tampil sebagai pemeran utama dalam pengembangan ASEAN Power Grid.
“PLN tidak boleh hanya menjadi operator domestik. Dengan pengalaman dan skala sistem yang dimiliki, PLN harus tampil sebagai pemimpin energi kawasan ASEAN,” tegasnya.
Tohom menekankan bahwa integrasi jaringan listrik ASEAN harus memberi manfaat nyata bagi konsumen dalam negeri.
“Interkoneksi regional harus memperkuat keandalan pasokan dan menekan biaya, bukan justru membebani konsumen nasional,” katanya.
Ia juga menyoroti RUPTL 2025–2034 sebagai arah kebijakan yang progresif, namun membutuhkan pengawalan publik.
“Target energi terbarukan dan penguatan transmisi adalah langkah maju. Tantangannya ada pada konsistensi eksekusi dan tata kelola yang transparan agar konsumen benar-benar merasakan manfaatnya,” ujar Tohom.
ALPERKLINAS, lanjutnya, akan terus mendorong agar transformasi energi berjalan seimbang antara kepentingan negara, industri, dan hak konsumen.
“Transisi energi yang adil hanya bisa tercapai jika konsumen ditempatkan sebagai subjek, bukan sekadar objek pembangunan,” tutup Tohom.
Sebelumnya, PT PLN (Persero) dalam plenary session Electricity Connect 2025 di Jakarta menegaskan komitmennya memperkuat ketahanan energi sebagai kunci hilirisasi industri dan pertumbuhan ekonomi berkelanjutan.
Executive Director ASEAN Centre for Energy (ACE), Dato’ Ir. Ts. Razib Dawood, menyatakan bahwa lonjakan permintaan energi di kawasan ASEAN menuntut transformasi besar sistem energi dan percepatan ASEAN Power Grid.
Sementara itu, Direktur Manajemen Pembangkitan PLN, Rizal Calvary Marimbo, menyampaikan bahwa RUPTL 2025–2034 menargetkan penambahan kapasitas pembangkit 69,5 gigawatt yang didominasi energi baru terbarukan serta penguatan jaringan transmisi nasional.