“Kami di ALPERKLINAS juga sedang menggodok program kampanye nasional untuk mendorong masyarakat menggunakan alat elektronik berlabel hemat energi. Ini penting karena konsumsi listrik yang efisien tak hanya menghemat uang, tapi juga lebih ramah lingkungan,” ujarnya.
Tohom yang juga Mantan Ketua ARDIN (Asosiasi Rekanan Pengadaan Barang dan Jasa Indonesia) ini mengatakan bahwa pemerintah perlu memperluas sosialisasi terkait standar konsumsi listrik rumah tangga.
Baca Juga:
ALPERKLINAS Apresiasi Dukungan PLN Kalselteng ke Polda Kalsel Melalui Program Electrifying Agriculture
Menurutnya, pengetahuan dasar mengenai daya listrik (watt), lama pemakaian, serta perbandingan antar produk perlu dimiliki setiap konsumen.
“Jangan sampai masyarakat hanya tergiur harga murah, tapi abai pada daya listrik yang besar. Produk murah kadang justru mahal di tagihan karena konsumsi dayanya tinggi,” terang Tohom.
Ia menekankan bahwa ALPERKLINAS mendorong adanya regulasi yang lebih ketat terkait kewajiban produsen menyematkan informasi konsumsi daya pada kemasan produk secara jelas dan edukatif.
Baca Juga:
ALPERKLINAS Dukung Pemerintah dan PLN Beri Perhatian Khusus pada Pembangunan Kelistrikan di Pegunungan Papua
Sebelumnya, Dosen Teknik Ketenagalistrikan dari STEI ITB, Syarif Hidayat, juga mengingatkan pentingnya perilaku bijak dalam menggunakan perangkat elektronik.
Ia mencontohkan, AC dan televisi kerap dinyalakan dalam kondisi ruangan kosong atau bahkan saat penghuni tertidur, sehingga menyebabkan pemborosan.
“Peluang pemborosan listrik paling besar datang dari kombinasi daya tinggi dan waktu pemakaian yang lama. Di antara semuanya, AC adalah penyumbang terbesar karena kerap menyala terus tanpa kontrol,” ujar Syarif.