Harga energi di Eropa saat ini terus beranjak naik. Harga energi impor di Italia misalnya, menurut Institut Statistik Nasional (ISTAT), naik pada bulan Maret sebesar 72,5% secara tahunan. Data juga menunjukkan bahwa harga energi meningkat 5,6% dibandingkan Februari.
Italia, yang sangat bergantung pada Rusia untuk kebutuhan energinya, melihat prospek pertumbuhannya memburuk tajam sejak pengenaan sanksi Barat terhadap Moskow.
Baca Juga:
Vladimir Putin Sampaikan Belasungkawa ke Jokowi Terkait Insiden Gempa Cianjur
Ekonomi negara itu mengalami kontraksi sebesar 0,2% pada kuartal pertama. Pemerintah Italia memperkirakan pertumbuhan yang jauh lebih rendah tahun ini di tengah meningkatnya inflasi dan hambatan pasokan.
Awal bulan ini, negara itu meluncurkan paket tindakan besar yang ditujukan untuk melindungi perusahaan dan keluarga dari lonjakan biaya energi.
Ini juga mencakup langkah-langkah yang bertujuan untuk mengatasi ketergantungan Italia pada gas Rusia pada pertengahan 2024 dan memperpanjang umur empat pembangkit listrik tenaga batu bara hingga dua tahun dan mempercepat peluncuran sumber daya terbarukan.
Baca Juga:
Rusia Tawarkan Ini Jika Eropa Tak Ingin 'Jadi Es' di Musim Dingin
Negara dengan ekonomi terbesar Eropa lainnya, Jerman, juga dibayangi hal serupa. Presiden asosiasi industri terbesar negara itu, BDI, Siegfried Russwurm, menilai penghentian pengiriman gas Rusia akan membawa bencana bagi ekonomi Jerman.
"Konsekuensi pemutusan pasokan gas Rusia akan menjadi bencana besar," katanya kepada tabloid Bild am Sonntag, yang dikutip Russia Today.
Russwurm menambahkan bahwa langkah seperti itu akan menghilangkan bisnis negara dari bahan bakar, memaksa mereka untuk menutup jalur produksi.