Ketakutan negara-negara Eropa bahwa Rusia akan mematikan aliran gas alam melalui jalur pipa Nord Stream 1 untuk seterusnya pasca selesainya perawatan di luar jadwal selama tiga hari, menjadi kenyataan. Kawasan ini bersiap untuk menghadapi krisis energi yang memburuk.
Jalur Nord Stream 1 yang mengalirkan sepertiga dari total ekspor gas Rusia ke Eropa menjalani perawatan di luar jadwal selama tiga hari pada 31 Agustus hingga 3 September 2022. Namun pada Sabtu ketika perawatan tersebut dijadwalkan rampung, Rusia menyatakan telah menemukan kerusakan baru.
Baca Juga:
Tata Kelola Energi Primer Kokoh, PLN Tak Khawatir Ancaman Krisis Energi Global
Sehingga, aliran gas akan terus dimatikan sampai batas waktu yang belum ditentukan. Sebelumnya pasokan gas jalur Nord Stream 1 telah dipangkas hingga hanya mengalirkan 20% dari total kapasitas penuhnya yang membuat harga gas di kawasan itu meroket hingga lebih dari 400%.
Sebelum perawatan pada 31 Agustus 2022, harga gas Eropa telah meroket hingga setara dengan US$ 450 per barel minyak mentah. Eropa pun menuding Rusia telah menggunakan pasokan gas sebagai senjata ekonomi dalam perang dengan Ukraina yang berujung sanksi dari negara-negara barat.
“Tapi setelah Rusia membatalkan tenggat waktu Sabtu untuk melanjutkan pengiriman, karena telah menemukan kerusakan baru selama pemeliharaan, harga kemungkinan akan melonjak lagi,” kata para analis seperti dikutip Reuters. [jat]