Energynews.id | PT Perusahaan Listrik Negara Unit Pelaksana Pengendalian Pembangkitan atau PT PLN UPDK Kendari terus mendorong energi terbarukan.
Dalam hal ini, PT PLN UPDK Kendari menggunakan energi alternatif biomassa seperti misalnya cangkang sawit sebagai pembangkit listrik alternatif dari batu bara.
Baca Juga:
Menuju Net Zero Emission 2050, Kemenperin Mantapkan Fondasi Kebijakan Industri Hijau
Hal itu didukung dengan diimplementasikannya biomassa tersebut di Pembangkit Listrik Tenaga Uap atau PLTU Nii Tanasa, Konawe, Sulawesi Tenggara (Sultra).
Manager PT PLN UPDK Kendari, Muhammad Rusli Sain mengatakan pihaknya terus mendukung metode CO-Firing dengan mengimplementasikannya di PLTU Nii Tanasa.
Dengan adanya metode tersebut, tentunya ke depan tanpa perlu menambah biaya maupun pembangunan pembangkit biomassa baru.
Baca Juga:
Biomassa Indonesia Raup Transaksi Rp1,04 Triliun pada Misi Dagang Jepang
"CO-Fring sendiri merupakan pencampuran biomassa dengan batu bara, artinya proses penambahan biomassa sebagai bahan bakar parsial," ucapnya, Sabtu (30/4/2022).
Muhammad Rusli Sain menambahkan pihaknya terus berkomitmen untuk mengurangi emisi karbon atau gas rumah kaca pada PLTU batu bara.
Salah satunya dengan penerapan metode CO-Firing biomassa pada pembangkit listrik tenaga uap.