Energynews.id | PT PGN LNG Indonesia (PLI) sebagai bagian dari Subholding Gas Pertamina mengembangkan 5 inisiatif dalam rangka diversifikasi Liquefied Natural Gas (LNG) sebagai energi transisi yang sustainable.
Dengan lima inisiatif yang disusun itu diharapkan dapat mempercepat realisasi transisi energi berkelanjutan di Indonesia.
Baca Juga:
Soal Pengadaan LNG Tanpa Izin, KPK Periksa Eks Komisaris Pertamina
Direktur Utama PLI, Nofrizal mengatakan, gas bumi saat ini mayoritas dibutuhkan oleh sektor industri dan pembangkit listrik. Pasokan gas juga lebih tinggi di skenario New Renewable Energy yang disebabkan oleh kenaikan konsumsi gas di sektor pembangkit listrik untuk memenuhi lonjakan kebutuhan listrik.
Menurut Nofrizal, inisiatif-inisiatif pada bisnis LNG ini berangkat dari peluang LNG di masa depan, di mana LNG punya peran penting pada masa transisi menuju net zero emission pada tahun 2060.
"Karena itu dalam masa transisi energi saat ini PLI menyusun inisiatif infrastruktur LNG, sehingga bisa mempercepat proses transisi energi. Ditambah lagi, nilai emisi LNG lebih rendah 40 persen daripada batu bara," kata Nofrizal dalam keterangan tertulis, Rabu (13/3).
Baca Juga:
Korupsi LNG Pertamina, KPK Tetapkan Dua Tersangka Baru
Inisiatif pertama, pengelolaan FSRU Lampung untuk menjaga kehandalan sistem penyaluran gas bumi di jalur pipa South Sumatera West Java (SSWJ). Ketika ada gangguan pasokan, FSRU Lampung dapat menyalurkan LNG ke SSWJ sehingga tetap dapat menjaga pasokan gas bumi sesuai kebutuhan.
"FSRU Lampung membantu meningkatkan volume penjualan gas bumi ke PLN Muara Tawar sebesar 20 sampai dengan 50 BBTUD," tambahnya.
Inisiatif kedua, mendukung Pemerintah Papua Barat dalam penyediaan infrastruktur LNG untuk pembangkit listrik di Jayapura, Serui, Nabire, Biak, dan Manokwari.
"Kita memiliki kerja sama dengan BUMD di Papua Barat yaitu PT Padoma," jelas Nofrizal.
Nofrizal melanjutkan, proyek LNG di Papua Barat juga bagian dari langkah PLI untuk membantu Papua dapat menikmati sumber daya alam mereka sendiri, membangun bisnis LNG, serta memberikan bantuan baik dari sisi komersial, desain teknis, legal, dan sebagainya.
"Harapannya pada tahun 2023 akhir atau 2024 awal, kita sudah bisa memberikan revenue bagi PGNE yang mana menjadi revenue juga bagi Papua Barat. PGN membantu dalam penyediaan LNG dan infrastruktur LNG," lanjut Nofrizal.
Inisiatif ketiga, LNG sebagai bahan bakar kereta api. Dari hasil uji statis, sistem dua pengisian diesel dan LNG jauh lebih efisien dibanding bahan bakar lain. Kemudian pada uji dinamis dengan rute Jakarta-Surabaya Kereta Dharmawangsa, efisiensi perjalanan juga lebih tinggi dari bahan bakar lain.
"Key factor LNG sebagai bahan bakar kereta ada di sumber LNG. Kita mengharapkan bisa segera mewujudkan terminal LNG di Pulau Jawa, sehingga secara komersial LNG bisa digunakan oleh KAI sebagai bahan bakar dan bagian dari komitmen ESG untuk mengurangi emisi," jelas Nofrizal.
Inisiatif keempat, LNG untuk kawasan pelabuhan. Dimana hal ini menjadi salah satu bisnis masa depan Subholding Gas yang didukung oleh PP Nomor 31 tahun 2021 mengenai penerapan IMO 2020 perihal standar emisi dengan maksimum kandungan sulfur sebesar 0,5 persen.
Menurut Nofrizal, sebagian besar kapal masih menggunakan bahan bakar yang menghasilkan emisi karbon dan sulfur di atas 0,5 persen.
Atas dasar itu, PLI mengambil peluang untuk menyediakan bahan bakar dengan emisi yang lebih rendah dan sulfur 0 persen. Salah satu segmen yang diambil ketika kapal berada dalam kawasan pelabuhan dan membutuhkan listrik.
"Pertama kami akan menggunakan LNG Power Barge yang memiliki generator listrik di atas kapal dengan sumber energi LNG. Bisa dikatakan sebagai powerbank di atas kapal. Kedua yaitu LNG Shore Connection untuk memenuhi kebutuhan listrik kapal niaga ketika tambat di pelabuhan," jelas Nofrizal.
Inisiatif ke lima, Operation & Maintenance Fasilitas LNG untuk meningkatkan value creation dengan menjadi operator infrastruktur LNG, baik di dalam Subholding Gas Group maupun di Pertamina Group.
Inisiatif ini akan menambah revenue dan pengembangan kemampuan Subholding Gas di bidang pengelolaan serta pemeliharaan fasilitas LNG. [jat]