Energynews.id | Pemanfaatan sumber energi alternatif menggunakan Energi Baru Terbarukan (EBT) untuk mengurangi laju impor BBM diakselerasi pemerintah bersamaan dengan upaya penerapan prinsip Net Zero Emission.
Transisi energi, efisiensi energi, dan mendorong ekonomi hijau pun didorong melalui akselerasi penggunaan energi surya. Hal ini dilakukan karena Indonesia memiliki potensi energi surya yang besar hingga 3.294 gigawatt.
Baca Juga:
Mercedes-Benz Jadi Produsen Mobil Listrik Baru yang Gunakan Pengisian Daya Baterai NACS dari Tesla
Menteri Kooordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto mengatakan, Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) mampu menjadi andalan sebagai upaya menurunkan emisi gas rumah kaca, sekaligus bisa menggerakkan ekonomi hijau.
PLTS juga dapat menciptakan kemampuan manufaktur baru sekaligus mendorong penciptaan lapangan kerja.
“Saat ini kapasitas terpasang energi surya baru mencapai 200,1 megawatt, sehingga ini merupakan salah satu alternatif yang terus didorong dan memberikan hasil positif terutama untuk mendiversifikasi energi,” kata Menko Airlangga dalam keterangan tertulisnya, Kamis (21/4).
Baca Juga:
Tanpa Listrik dan Manfaatkan Infra Merah, Panel Surya Makin Canggih!
Pemerintah mempunyai target penurunan emisi sebesar 956 juta ton CO2 di tahun 2050. Guna mencapai target tersebut, pemanfaatan EBT sebagai sumber energi ramah lingkungan terus ditingkatkan.
Di sisi lain, dukungan, komitmen, dan kolaborasi dari para stakeholder, termasuk regulasi dari pemerintah pusat, Pemda, lembaga pembiayaan, pengembang, dan para pelaku industri sangat dibutuhkan untuk mencapai hal itu.
“Saya berharap seluruh pemangku kepentingan mengakselerasi pemanfaatan energi surya berupa PLTS Atap, utamanya di Pulau Jawa, PLTS Terapung, PLTS di bekas lahan tambang, dan PLTS Hydro serta Hybrid sehingga mampu mendorong pertumbuhan rantai pasok di dalam negeri, baik investasi di tingkat hulu maupun di hilir,” tutup Ketua Umum Partai Golkar ini. [jat]