Ia mencontohkan, sekitar setahun lalu tenaga Surya dianggap mahal dibandingkan energi fosil.
“Kalau dilihat sekarang ini, jika energi fosil tidak disubsidi, jauh lebih murah (EBT),” katanya.
Baca Juga:
PLN UID Bali Komitmen Dukung Ketahanan Pangan Melalui Electrifying Agriculture
Sugeng menyampaikan, energi fosil selama ini terkesan murah karena disubsidi. “Seperti pertalite harganya Rp7.650, itu karena disubsidi.
Harga riilnya sekarang berapa? Rp17 ribu, bayangkan, itu seliter-nya tanpa subsidi,” kata dia.
Kemudian batubara listrik, lanjut dia, harganya murah karena disubsidi.
Baca Juga:
Upaya PLN Alihkan Penggunaan Energi Fosil, Operasikan PLTA dan PLTMH Setotal 18,9 GW
“Harga batubara internasional yang dikonsumsi PLN harganya 240 dolar per ton. PLN hanya bayar 46 dolar saja per ton,” kata dia.
Atas hal tersebut, pihaknya dari Komisi VII DPR RI akan terus mendorong untuk pemanfaatan dan penggunaan EBT.[jat]