Energynews.id | Pembangunan proyek Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Kayan oleh PT Kayan Hydro Energy (KHE) kini sudah memasuki tahap pembangunan jalan.
Direktur Operasjonal PT KHE Khaerony menyebutkan nantinya PLTA ini akan jadi pembangkit terbesar se-Asia Tenggara.
Baca Juga:
Mega Proyek PLTA Jatigede Rampung, Siap Suplai Listrik ke Jawa-Bali
Dia menyebutkan PLTA ini nantinya memiliki sumber daya listrik yang terintegrasi dan menjadi sumber listrik utama Kawasan Industri dan Pelabuhan Internasional (KIPI) Tanah Kuning-Mangkupadi Kalimantan Utara.
Adapun PT Indonesia Strategis Industri (ISI) merupakan pengelola kawasan industri dan PT Pelabuhan Internasional Indonesia (PII) yang merupakan pengembang Pelabuhan internasional untuk mensupport kawasan industri.
Dengan nilai investasi mencapai lebih dari US$ 17 miliar atau setara dengan Rp 252,49 triliun dengan asumsi kurs Rp 14.852.
Baca Juga:
100 Tahun Beroperasi, PLTA Bengkok Jadi Bukti Perjalanan Panjang PLN Gunakan EBT
Dia menyebutkan PT KHE juga menggandeng rekanan asing. Banyak disebut, rekanan asing yang masuk adalah Sumitomo dari Jepang.
Khaerony sendiri membenarkan soal masuknya Sumitomo sebagai rekanan PLTA Kayan namun enggan merinci detail.
"Betul Sumitomo menjadi partner tapi detailnya akan saya jelaskan di lain kesempatan," kata dia dalam media briefing di Hotel Luminor Tanjung Selor Sabtu (27/8/2022).
Saat ini, menurut Khaerony, pihaknya tengah mengerjakan pembangunan infrastruktur berupa pembangunan jalan dari jalan PU (Kementerian Pekerjaan Umum) terdekat menuju titik bendungan Kayan 1 yang jaraknya kurang lebih 12 km.
"Selama 11 tahun PT KHE tidak pernah berhenti bekerja. Semua proses kita jalani. Mulai dari survey lokasi, desain hingga mengurus perijinan yang jumlah mencapai puluhan izin. Bila ditanya berapa persen, sampai saat ini progres pembangunan jalan ini sudah sekitar 30%," jelasnya.
PLTA Kayan Cascade yang dibangun oleh PT KHE memanfaatkan area sepanjang sungai Kayan dan terdiri atas 5 bendungan dengan 5-6 unit turbin pembangkit tiap bendungannya.
Tahap pertama PLTA Kayan Cascade berkapasitas 900 Megawatt (MW), tahap kedua 1.200 MW, tahap ketiga dan keempat masing-masing 1.800 MW, dan tahap kelima 3.300 MW.
Karena pembangunan PLTA ini memiliki prospek yang bagus, dan menciptakan lapangan pekerjaan bagi warga sekitar lokasi, warga Tanjung Selor maupun masyarakat Kalimantan Utara secara umum, banyak pihak yang memberikan dukungan.
"Secara umum dukungan warga sekitar untuk pembangunan bendungan Kayan cukup bagus, juga dari pemerintah daerah dan pusat," jelas dia.
Dalam pengerjaan proyek ini KHE sengaja melibatkan kontraktor dan tenaga kerja lokal. Pemberdayaan kontraktor dan tenaga kerja lokal ini bukan tanpa alasan. Hal ini dilakukan agar masyarakat sekitar merasakan juga manfaat proyek ini.
"Kami memang sengaja menggunakan kontraktor dan tenaga kerja lokal untuk pembangunan proyek. Ini penting agar mereka juga merasakan manfaat dari proyek ini, bukan orang dari daerah lain," katanya.
Saat ini, lanjut Rony ada 4 vendor yang terlibat. "Untuk pembangunan jalan maupun pekerjaan lainnya sudah ada empat vendor yang terlibat. Semuanya dari daerah setempat. Dan tenaganya juga dari warga kampung sekitar proyek," katanya.
Menurutnya dengan adanya proyek pembangunan PLTA Kayan yang dilakukan oleh PT Kayan Hydro Energy (KHE) manfaatnya dirasakan langsung oleh masyarakat.
PLTA Kayan Cascade 1 ditargetkan kelar 2026. "Diupayakan tahun 2025 jika kondisi lancar. Kenapa? Karena pembangunan PLTA ini sangat tergantung cuaca. Tidak ada yang bisa memprediksi kondisi di lapangan," ujarnya.
Lebih lanjut ia mengatakan, untuk Cascade 2-5 juga paralel dikerjakan. Sementara untuk Cascade 2-5 masing-masing butuh waktu 2-3 tahun dari Cascade 1.
"Sangat optimis bisa berjalan sesuai target karena untuk Cascade 1 semua izin sudah selesai sementara Cascade 2-5 izin juga sudah lengkap," jelas dia. [jat]