"Namun, Agustus ini, harga batubara acuan naik menjadi US$321,59 per ton," ungkapnya.
HBA merupakan harga yang diperoleh dari rata-rata sejumlah indeks, yakni Indonesia Coal Index (ICI), Newcastle Export Index (NEX), Globalcoal Newcastle Index (GCNC), dan Platt's 5900 pada bulan sebelumnya.
Baca Juga:
Kejati Sulut Hentikan 62 Perkara Berdasarkan Restoratif Justice Januari-Juli 2024
Adapun, kualitasnya disetarakan pada kalori 6.322 kkal/kg GAR, total moisture 8 persen, dan total sulfur 0,8 persen, serta ash 15 persen.
Pada bulan sebelumnya, sambung Agung, indeks NEX naik 3,75 persen, GCNC naik 3,32 persen, ICI turun 3,94 persen, dan Platt's turun 3,58 persen.
Ia melanjutkan ada faktor turunan yang mempengaruhi pergerakan harga batubara acuan, yakni supply and demand.
Baca Juga:
Kejati Kalsel Amankan Pembangunan Strategis Rp2,8 Triliun di 16 Instansi
Supply dipengaruhi cuaca, teknis tambang, kebijakan negara pemasok, hingga teknis rantai pasok, seperti kereta, tongkang, maupun loading terminal.
Sementara itu, faktor demand dipengaruhi oleh kebutuhan listrik yang turun berkorelasi dengan kondisi industri, kebijakan impor, dan kompetisi dengan komoditas energi lain, seperti LNG, nuklir, dan hidro.
Sementara, HBA untuk domestik khusus kebutuhan kelistrikan sebesar US$70 per ton dan US$90 per ton untuk kebutuhan bahan bakar industri domestik.