WahanaListrik.com | Pemerintah tengah getol mengoptimalkan teknologi pengembangan mobil listrik di Tanah Air.
Agar investasi itu tercapai, pemerintah merangkul orang kaya sejagat, Elon Musk.
Baca Juga:
Momen 26 Tahun BUMN, PLN Terus Kembangkan Ekosistem Kendaraan Listrik di Jakarta
Selain itu, Pemerintah mendorong pengembagnan teknologi energi baru dan terbarukan (EBT).
Menurut CEO Baran Energy Victor Wirawan, Indonesia memiliki banyak potensi sumber daya manusia (SDM) yang tidak kalah dengan SDM dari luar negeri.
Jumlah putra-putri Indonesia yang memiliki peran penting di berbagai perusahaan teknologi di luar negeri sudah tak terhitung.
Baca Juga:
Joe Biden Didesak Blokir Permanen Mobil Listrik China
“Ketimbang mengajak SDM luar untuk mengembangkan teknologi EBT dan mobil listrik, kenapa pemerintah tidak merangkul saja anak–anak muda Indonesia saja?” ujar Victor dalam keterangannya kepada media, Senin (30/5/2022).
Untuk anak muda Indonesia itu, kata Victor, mereka hanya membutuhkan dukungan dari pemerintah, baik dari sisi regulasi maupun pendanaan.
Dia menyebut, Indonesia sangat rugi bila tidak memberdayakan anak–anak muda bangsa tersebut.
Victor melihat sikap Pemerintah kerap menunggu Elon Musk atau perusahaan asing lainnya untuk berinvestasi dalam mengembangkan mobil listrik. Situasi menurutnya bakal berbahaya.
Indonesia ke depannya hanya bakal menjadi pasar mobil listrik bagi negara tetangga.
Sebab, saat ini Vietnam tengah mulai memproduksi mobil nasional (mobnas) bertenaga listrik VinFast. Investasi produksi itu mencapai USD 5,4 miliar.
Produknya siap dipasarkan di Indonesia.
“Jangan sampai kita terus bergantung sama teknologi asing dan menjadi pasar bagi negara lain,” ucap Victor.
Victor menerangkan bahwa Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki banyak sumber daya alam untuk kebutuhan industri otomotif.
Salah satunya nikel. Nikel merupakan bahan dasar pembuatan baterai untuk kendaraan listrik, dan komponen lain.
Nikel bisa dikembangkan menjadi berbagai produk. Mulai dari kabel kelistrikan hingga alutsista atau peralatan militer. Logam pengantar listrik dan panas tersebut sangat dibutuhkan di dunia.
Saat ini enam persen nikel dimanfaatkan untuk membuat baterai, perangkat elektronik lainnya. Sembilan persen sebagai pelapis.
Paling besar dimanfaatkan untuk produksi besi tahan karat, baja dan lain-lain.
Dengan berbagai fungsi tersebut, nikel menjadi hal utama yang dijual oleh pemerintah untuk melobi Elon Musk agar berinvestasi untuk memanfaatkan bahan logam tersebut.
Sebelumnnya Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan bertemu bos Tesla tersebut. Terbaru giliran Presiden Jokowi yang langsung bertemu pendiri Space X itu di Boca Chica, Amerika Serikat (AS). [Tio]