LKKI.net | Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menantang perguruan tinggi dan pihak swasta untuk menggali peluang dan tantangan menghadirkan kendaraan otonom di Indonesia.
Menurut Budi, ada beberapa tantangan yang dihadapi untuk memasifkan kendaraan otonom di Indonesia. Antara lain terkait dengan kesiapan jalan, jaringan internet, kondisi lingkungan, regulasi terkait dengan hal teknis laik jalannya, serta pelaksanaan pengujian kendaraannya.
Baca Juga:
Arus Mudik 2024, PLN Klaim Transaksi di SPKLU Naik Lima Kali Lipat
"Saat ini kami tengah menyusun dan terus mematangkan regulasinya," ujar Budi dalam keterangan tertulisnya.
Budi melanjutkan, kendaraan otonom atau kendaraan tanpa pengemudi (driverless) ini merupakan sistem transportasi cerdas (intelligent transport system/ITS) yang akan menjadi transportasi masa depan.
Sejumlah keunggulan dari kendaraan ini dikutip dari McKinsey Global Institute dan TU Delf Research in Electric and Automated Transport 2019, yaitu: memiliki kepastian dan ketepatan waktu, mengurangi emisi karbon, kemacetan, konsumsi bahan bakar hingga 15%, dan juga mengurangi tingkat kecelakaan karena human error mencapai 40%.
Baca Juga:
Perdana, PLN Operasikan SPKLU Khusus Angkot Listrik
"Butuh kolaborasi dari semua stakeholder terkait, baik akademisi dan pihak swasta, untuk menciptakan iklim yang kondusif agar kendaraan otonom ini dapat diwujudkan," tuturnya.
Direktur PT Jababeka, Tbk Sutedja Sidarta Darmono menyatakan dukungannya untuk mewujudkan kehadiran kendaraan otonom di Indonesia. Menurutnya, diperlukan pengembangan infrastruktur yang mendukung tumbuhnya ekosistem kendaraan otonom, salah satunya yaitu penguatan jaringan internet.
"Dengan adanya koneksi internet 5G, kita bisa mendapatkan peluang untuk memasuki era kendaraan otonom," ujarnya.