Konsumenlistrik.com I Dibawah kepemimpinan Darmawan Prasodjo yang baru diangkat sebagai Direktur Utama, Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia mendorong PLN untuk konsisten dalam perencanaan dan pemanfaatan Energi Baru dan Terbarukan (EBT).
"Kadin menanti kolaborasi antara sektor swasta dan PLN mengingat tanggung jawab kedua belah pihak sangat krusial dalam rangka mengakselerasi pertumbuhan EBT di Indonesia," kata Ketua Komite Tetap Kadin Bidang Energi Baru dan Terbarukan, Muhammad Yusrizki dalam pernyataan di Jakarta, Kamis.
Baca Juga:
Menteri BUMN Angkat Kembali Darmawan Prasodjo sebagai Dirut PT PLN
Ia mengatakan Indonesia saat ini memiliki banyak pekerjaan rumah terkait pemanfaatan energi baru dan terbarukan seiring dengan gelombang gerakan net zero emission yang sedang terjadi di seluruh dunia.
Untuk itu, salah satu bentuk kolaborasi yang sedang dirancang Kadin dengan PLN antara lain melakukan inovasi pada sisi pengadaan EBT supaya lebih transparan dan lebih adaptif terhadap pertumbuhan permintaan tenaga listrik.
Ia memastikan teknologi EBT secara natural merupakan teknologi yang modular karena dapat dengan cepat melakukan ekspansi kapasitas apabila diperlukan.
Baca Juga:
Menteri BUMN Angkat Kembali Darmawan Prasodjo sebagai Dirut PT PLN
Karakteristik ini, lanjut dia, berbeda dengan pembangkit fosil dimana ada satuan kapasitas tertentu yang diperlukan untuk mencapai efisiensi dan economic feasibility.
"Sudah saatnya PLN memanfaatkan karakteristik modular dari teknologi EBT terutama untuk program de-dieselisasi yang menurut Kadin menjadi jalan masuk yang terbaik untuk peningkatan pemanfaatan EBT di Indonesia," kata Yusrizki.
Dalam kesempatan ini, Yusrizki mengajak PLN beserta pemangku kepentingan di Indonesia, termasuk asosiasi-asosiasi yang mewakili industri EBT untuk duduk bersama dan bertukar pikiran mengenai inovasi pengadaan yang layak dipertimbangkan.
"Banyak sekali poin-poin menarik dari asosiasi EBT. Apakah misalnya kita akan menggunakan metode reverse auction terkait pengadaan PLTS untuk penggantian diesel atau akan menggunakan metode pengadaan per kluster seperti sudah banyak disebutkan, dan apa pola ekspansi yang diperlukan apabila terjadi peningkatan permintaan listrik," katanya.
Yusrizki menambahkan transisi energi adalah konsep yang lebih luas dari sekedar teknologi pembangkit. Saat ini, panel surya, baling-baling untuk tenaga angin hingga battery sebagai penyimpan energi, semua itu merupakan inovasi teknologi yang sudah dan semakin berkembang.
"Inovasi teknologi tentu harus diikuti dengan inovasi di bagian-bagian lain, misalnya metode procurement, metode operasional, dan metode kendali jaringan untuk mendapatkan the best from each technology. Kalau kita menggunakan metode yang salah, atau sudah usang, maka yang kita temukan hanyalah problematika dan masalah untuk setiap teknologi," katanya. (tum)