Konsumenlistrik.com | Suzuki Motor berencana menginvestaikan dana sebesar 150 miliar yen atau sekitar 1,26 miliar dolar AS, untuk memproduksi kendaraan listrik (EV) dan baterai di India.
Rencana investasi yang akan dilakukan Perusahaan otomotif asal Jepang itu, menjadi bagian dari pengumuman yang diberikan oleh Perdana Menteri Jepang, Fumio Kishida selama melakukan kunjungan ke India.
Baca Juga:
Tahun Depan, Suzuki Akan Perkenalkan SUV Listrik Konsep Awal
Kishida melakukan kunjungannya hari ini (19/3/2022), dan akan menemui Perdana Menteri India, Narendra Modi.
Suzuki dikabarkan menginvestasikan dana sebanyak 5 triliun yen atau sekitar 42 miliar dolar AS selama lima tahun ke depan di India.
Dikutip dari Reuters.com, perusahaan ini memutuskan untuk membangun lini produksi kendaraan listrik baru di India, sebagai tujuan untuk memulai operasi di awal tahun 2025 mendatang. Sayangnya, juru bicara Suzuki Motor menolak untuk mengonfirmasi laporan tersebut.
Baca Juga:
Meski Dihantui Resesi 2023, Suzuki Optimis Pasar Otomotif Tumbuh
Jepang diketahui telah mendukung pembangunan infrastruktur perkotaan India dan kereta api berkecepatan tinggi. Pada tahun 2020 lalu, Jepang dan India menandatangani perjanjian akuisisi dan lintas layanan untuk mengirim persediaan makanan, bahan bakar dan pasokan lainnya secara timbal balik.
Kunjungan Perdana Menteri Jepang ke India
Kunjungan Fumio Kishida ke India, selain untuk memperkuat hubungan ekonomi dengan India, sebagai negara dengan ekonomi terbesar ketiga di Asia, kunjungan ini bertujuan juga untuk memperkuat keamanan di seluruh kawasan Indo-Pasifik.
"Karena invasi Rusia ke Ukraina bertepatan dengan perjalanan ini, saya ingin menekankan pentingnya persatuan internasional dan memastikan bahwa Jepang dan India akan bekerja sama dalam berbagai masalah," ungkap Kishida sebelum kunjungannya.
Jepang dan India merupakan negara yang tergabung dalam Dialog Keamanan Segiempat (Quad), sebuah kerangka kerja keamanan yang juga mencakup Australia dan Amerika Serikat sebagai anggotanya.
Jepang telah menjatuhkan sanksi pada Rusia sejak invasi Ukraina dimulai pada 24 Februari lalu dan telah menerima pengungsi dari Ukraina.
Sedangkan India, menjadi satu-satunya dari empat negara Quad yang belum memberikan kecaman terhadap invasi Rusia pada Ukraina. [tum]