WahanaNews-Konsumenlistrik | Pada Jumat (9/6/2023), pemerintah Jepang meminta rumah tangga dan industri di sekitar Tokyo untuk menghemat listrik pada Juli dan Agustus. Instruksi itu bertujuan untuk memastikan pasokan listrik yang stabil selama puncak musim panas.
Sebagaimana dilaporkan Reuters, Jumat (9/6/2023), Kementerian Ekonomi, Perdagangan, dan Industri Jepang memperkirakan kebutuhan listrik negara tersebut tidak akan sebesar musim panas lalu di sebagian wilayah. Kala itu, pemerintah meminta konservasi energi di seluruh negara.
Baca Juga:
Lebaran Idulfitri 1446 H, PLN Jawa Barat Sukses Jaga Pasokan Listrik Andal
Namun, kementerian telah memutuskan untuk meminta penghematan listrik "dalam kisaran yang masuk akal" selama dua bulan di daerah-daerah yang listriknya dipasok oleh Tokyo Electric Power Company Holdings.
Alasannya, rasio cadangan diperkirakan jatuh ke bawah 5%, mendekati minimum 3% yang menjamin pasokan yang stabil.
Rasio cadangan yang diharapkan, jika terjadi gelombang panas ekstrem dalam satu dekade, di wilayah Tokyo adalah 3,1% untuk Juli dan 4,8% untuk Agustus, sedangkan angka di tempat lain berada di atas 5% untuk kedua bulan tersebut.
Baca Juga:
Siaga Penuh, PLN Jabar Sukses Jaga Keandalan Listrik di Momen Lebaran Idulfitri 1446 H
Adapun, rasio kapasitas cadangan di bawah 3% berisiko menyebabkan kekurangan daya dan pemadaman listrik.
Tahun lalu, kala suhu mencapai titik tertinggi sejak pencatatan di sebagian besar Jepang timur selama seminggu pada Juni, mendorong pemerintah untuk meminta warga mengurangi penggunaan listrik sebanyak mungkin.
Pada tahun ini, pemerintah belum menerapkan langkah-langkah khusus untuk Juni, tetapi tetap memantau operasi pembangkit listrik dan permintaan listrik bulan ini.
[Redaktur: Alpredo]